Fosil Dinosaurus Naga Menari Ditemukan di China

Sebuah fosil dinosaurus dengan bulu dan sayap seperti burung ditemukan di Provinsi Jehol, China.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2020, 20:10 WIB
Seorang seniman menggambarkan penampilan Wulong bohaiensis. (Foto: Erick Toussaint)

Liputan6.com, China - Fosil burung dinosaurus ditemukan di China. Dinosaurus berbulu itu yang disebut "a dancing dragon" (naga menari) tinggal di Provinsi Jehol, China, sekitar 120 juta tahun lalu. Penemua Fosil ini merupakan ilmu pengetahuan baru yang dapat membantu menghubungkan kesenjangan antara dinosaurus dan burung.

Dilansir dari CNN, Selasa (21/1/2020), para peneliti menamainya dinosaurus Wulong bohaiensis, yang jika diterjemahkan menjadi "a dancing dragon".

Fosil ini awalnya ditemukan di Provinsi Jehol yang dipenuhi fosil satu dekade lalu oleh seorang petani dan ditempatkan di Museum Sejarah Alam Dalian, China.

Fosil dari Provinsi Jehol telah menunjukkan kehidupan beragam yang pernah berkembang di daerah timur laut China, penuh dengan penemuan fosil yang diawetkan dan telah dipelajari selama 90 tahun terakhir.

Dinosaurus itu seukuran burung gagak, tetapi menggandakan panjangnya dengan ekor yang panjang dan bertulang. Seluruh tubuhnya ditutupi dengan bulu, lengkap dengan dua bulu di ujung ekor.

Meskipun ukuran fosil kecil, bentuk wajahnya yang garang, serta mulut yang penuh dengan gigi tajam. Seperti burung, ia memiliki tulang-tulang kecil yang ringan dan kaki depan seperti sayap dengan bulu. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hasil Analisis Fosil

Kerangka Wulong bohaiensis yang namanya berarti “Naga Menari" dalam bahasa China dan dinamai sebagian untuk merujuk posturnya. (Foto: Ashley Poust, San Diego Natural History Museum )

Ashley Poust, peneliti dengan gelar doktor di San Diego Natural History Museum, menganalisis fosil tersebut saat dia masih seorang mahasiswa di Montana State University. Kemudian temuan ini dipublikasikan minggu lalu di jurnal The Anatomical Record.

"Dinosaurus baru cocok dengan berbagai binatang bersayap yang memiliki kaitan dengan asal usul burung," kata penulis studi tersebut.

Poust juga mengatakan bahwa mempelajari sampel (fosil) seperti ini tidak hanya menunjukkan kehidupan menakjubkan yang dijalani oleh makhluk purba, tetapi juga memungkinkan kita untuk menguji gagasan tentang betapa pentingnya karakteristik burung.

Jika dilihat berdasarkan tulanganya, dinosaurus ini masih tergolong muda saat mati, tetapi bulunya menyerupai spesies dewasanya. Hal ini menunjukkan bahwa bulunya tumbuh dengan cepat, nerbeda dengan burung modern yang membutuhkan waktu untuk menumbuhkan bulu mereka.

"Entah dinosaurus muda membutuhkan bulu ekor ini untuk beberapa kegunaan yang tidak kita ketahui, atau mereka memang menumbuhkan bulu karena sangat berbeda dari burung pada umumnya," jelas Poust.


Pentingnya Mengetahui Spesies Lain

Ilustrasi melakukan penelitian. (iStockphoto)

Dinosaurus adalah "teman" awal Velociraptors, yang hidup 75 juta tahun yang lalu. Spesies lain yang hidup pada zamannya adalah Microraptors, dinosaurus berbulu kecil yang menyerupai burung.

Para peneliti sebenarnya memotong beberapa tulang dari fosil dan mempelajarinya dengan mikroskop untuk memahami berbagai bagian kerangka. Mereka juga membandingkannya dengan jenis lain yang juga tampak lebih dewasa, biasa dikenal sebagai Sinornithosaurus.

Hal yang mengejutkan adalah dinosaurus itu juga masih tumbuh ketika mati. Para peneliti mengatakan bahwa histologi, atau yang dikenal dengan memotong tulang, merupakan satu-satunya cara bagi mereka untuk benar-benar mengetahui tahap kehidupan dinosaurus ketika mereka mati.

"Kita berbicara tentang binatang yang hidup dua kali lebih lama dari T-rex, jadi sangat menakjubkan betapa terawatnya mereka," kata Poust. 

Para peneliti mengetahui bahwa burung, pterosaurus, dan dinosaurus seperti burung semuanya hidup di lingkungan pada saat yang bersamaan. Ini juga saat tanaman berbunga awalnya mulai berkembang.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya