Labuan Bajo Bisa Jadi Waterfront City Terbaik di Dunia

Kementerian PUPR sendiri telah menyediakan anggaran sekitar Rp 979 miliar untuk pengembangan lanjutan KSPN Labuan Bajo.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2020, 17:20 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana menikmati pemandangan alam Labuan Bajo dari Puncak Waringin, Senin (20/1/2020).(Foto: Biro Pres Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas ditargetkan selesai Desember 2020. Nantinya, Labuan Bajo diproyeksikan akan memiliki kota tepian air (waterfront city) berkelas dunia.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berpesan agar penataan Labuan Bajo turut mempertimbangkan unsur seni dan keindahan. Dengan begitu, sambungnya, kawasan tersebut berpotensi jadi waterfront city terbaik di dunia.

"Artistiknya harus dijaga. Labuan Bajo sekarang maunya jadi kelas dunia, potensi menjadi waterfront terbaik dunia," ujar Basuki di Labuan Bajo, NTT, Selasa (21/1/2020).

Pemerintah melalui Kementerian PUPR sendiri telah menyediakan anggaran sekitar Rp 979 miliar untuk pengembangan lanjutan KSPN Labuan Bajo pada beberapa sektor, seperti pembukaan akses jalan hingga pembangunan infrastruktur permukiman.

Berdasarkan catatan Kementerian PUPR, penataan waterfront city di Labuan Bajo akan terbagi dalam lima zona. Lima penataan Zona Waterfront dimaksud kini akan memasuki tahap lelang yang terdiri atas Zona A Bukit Pramuka, Zona B Kampung Air, Zona C Dermaga, Zona D kawasan Pantai Marina (Inaya Bay), dan Zona E Kampung Ujung.

Penataan Waterfront Labuan Bajo di 5 zona tersebut meliputi Pengembangan Zona A yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios, dan menara pandang di Bukit Pramuka.

Sementara penataan Zona B merupakan lanjutan pengerjaan yang telah dilakukan Kementerian PUPR di Kampung Air yang meliputi penataan ruang-ruang terbuka dengan tema Tangga Bajo yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir. Panggung-panggung terbuka juga dibangun agar masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wisata Kuliner

Ilustraasi foto Liputan6

Selanjutnya, pada Zona C akan dilakukan penataan Dermaga di kawasan sekitar Pelabuhan Petikemas Bajo yang akan dipindah ke wilayah Wae Klambu. Penataan dilakukan dengan memperlebarkan ruang publik lebih menjorok ke laut dengan membangun sculpture dan fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi serta plaza festival.

Sedangkan Zona D merupakan area komersial yang disebut dengan kawasan Pantai Marina yang dikelola oleh ASDP Kementerian BUMN. Pada zona ini akan dilakukan penyelarasan trotoar dengan desain yang sama di sepanjang Jalan Soekarno Hatta Bawah.

Zona E merupakan pengembangan dari kawasan wisata kuliner Kampung Ujung yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada Tahun Anggaran 2017-2018 berupa deretan tenda untuk menjual makanan yang didesain berwarna putih dengan sistem knock-down. Pada kawasan ini wisatawan dapat menikmati beragam olahan seafood tepi laut dengan tenda-tenda yang bisa menjadi spot untuk swafoto.

Untuk mendukung penataan Waterfront Labuan Bajo, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga antara lain juga melakukan peningkatan jalan, penataan trotoar, dan drainase pada ruas Jalan Soekarno Hatta atas dan bawah, termasuk Jalan Pantai Pede. Di kawasan ini juga dilengkapi jalur pedestrian yang nyaman dengan desain artistik seperti pencahayaan (lighting) dan street furniture dengan konsep walking distance.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya