AS Konfirmasi Satu Warganya Terinfeksi Virus Korona dari Tiongkok

AS mengonfirmasi kasus infeksi pertama terkait pneumonia akibat virus korona baru di Tiongkok

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Jan 2020, 10:20 WIB
Ilustrasi Foto Pneumonia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat mengonfirmasi ditemukannya satu kasus infeksi virus korona baru dari Tiongkok. Otoritas kesehatan setempat mengungkapkan bahwa laporan tersebut ditemukan di Washington.

Pasien adalah pria 30 tahun asal Snohomish County. Centers for Disease Control and Prevention menyatakan, dia tiba di Amerika Serikat sekitar 15 Januari usai mengunjungi Wuhan.

Namun, pria ini tidak mengunjungi pasar makanan laut di mana virus korona tersebut diperkirakan berasal.

CDC mengungkapkan, pria ini tidak mengalami gejala apa pun saat pulang. Namun, dia sempat membaca tentang penyakit tersebut di pemberitaan dan saat merasakan gejalanya, dia mendatangi petugas kesehatan. Tindakan pria tersebut dipuji oleh pejabat kesehatan setempat.

"Kami dapat mendeteksinya sejak dini dan benar-benar meminimalkan paparan terhadap siapa pun," kata Dr. Scott Lindquist, ahli epidemiologi negara bagian Washington seperti dikutip dari The Seattle Times pada Rabu (22/1/2020).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Bukan Panik, Tapi Harus Waspada

Ilustrasi Foto Pneumonia (iStockphoto)

CDC menyatakan, pria ini sudah mendapatkan perawatan untuk pneumonia serta diisolasi. Pada hari Senin kemarin, dia dikonfirmasi positif terinfeksi virus korona.

Dr. Nancy Messonnier, kepala pusat imunisasi dan penyakit pernapasan nasional CDC menyatakan bahwa pasien berada dalam kondisi baik dan masih harus dirawat sebagai bentuk kewaspadaan.

"Kami bersyukur pasien baik-baik saja," kata Messonier seperti dikutip dari NBC News. Dia menambahkan, meski risiko penularan di AS masih rendah, namun informasi baru muncul setiap hari.

"Kita harus bersiap untuk melihat kasus lain di AS dan tentu saja, seluruh dunia," ujarnya.

Gubernur Washington Jay Inslee menyatakan pada konferensi pers bahwa risiko penularan di masyarakat terbilang rendah.

"Ini bukan saat untuk panik atau cemas. Ini saatnya untuk waspada," kata Inslee.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya