Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta ada langkah preventif dengan mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai. Masyarakat juga diajak menjadikan sungai menjadi beranda depan rumah.
“Sehingga dengan menjadikan sungai sebagai beranda depan rumah, maka masyarakat akan berusaha untuk terus menjaga kebersihannya,” ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/1/2020).
Khofifah Indar Parawansa menuturkan, dengan menjaga dan menyayangi sungai, secara tidak langsung menjadi bagian dalam menciptakan ekologi sumber kehidupan.
“Sebagai contoh ikan yang hidup di sungainya sehat. Oleh sebab itu, jagalah kebersihan sungai,” tutur dia.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, ia juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menertibkan bangunan liar yang dibangun di bantaran sungai sehingga tercipta lingkungan sehat dan berkualitas.
"Sebagai contoh di Kali Butung tidak ditemui bantaran sungai. Apalagi keberadaannya berbatasan langsung dengan permukiman warga. Apabila hal seperti tersebut dibiarkan, maka saat dilakukan normalisasi akan mengalami kesulitan. Itu yang harus segera ditertibkan,” kata dia.
Khofifah Indar Parawansa menuturkan, kegiatan itu menjadi salah satu upaya Pemprov Jatim untuk menormalisasi sungai di Jawa Timur. Langkah itu dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat agar peka terhadap pentingnya kebersihan sungai bagi kesehatan dan keselamatan.
“Dengan membersihkan kali (sungai), secara tidak langsung mencegah kemungkinan meluapnya air ketika intensitas hujan tinggi,” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Permintaan Khofifah kepada Plt Bupati Sidoarjo
Ia juga meminta kepada Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin untuk menertibkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Masyarakat tersebut diberikan solusi, salah satunya dengan dipindahkan dan ditempatkan di lokasi lain atau rumah susun (rusun).
“Apabila disepakati, pihaknya akan melakukan penghitungan secara rinci kebutuhannya, termasuk di dalamnya jumlah unitnya dengan Kementerian PUPR,” tutur dia, seperti dikutip dari Antara.
Saat melihat secara dekat kondisi Kali Butung, Khofifah menemukan banyak sampah. Saat dilakukan pengerukan oleh BPBD Jatim dan mariner TNI-AL serta sukarelawan, dijumpai berbagai jenis sampah penghambat aliran sungai seperti kayu dengan ukuran besar yang cara mengambilnya harus dengan upaya khusus.
“Tadi saat tim BPBD mengeruk dengan menggunakan long hand excavator, ditemukan kasur, kayu yang ukurannya cukup besar sehingga harus di gergaji dulu dan ragam sampah lainnya yang menumpuk tahunan. Banyaknya hambatan seperti ini menyebabkan aliran sungai tersumbat. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya banjir yang semakin besar,” kata dia.
Kegiatan bersih-bersih Kali Butung juga disebabkan oleh ada peringatan dari BPBD Provinsi Jatim tentang titik-titik yang wajib diwaspadai saat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi.
“Apabila sampah Kali Butung tidak segera dibersihkan, saat terjadi hujan akan terjadi banjir sampai di Bandara Internasional Juanda. Oleh sebab itu, dengan terlibatnya TNI AL dari kesatuan mariner dan berbagai relawan sangat membantu Pemprov Jatim dalam normalisasi sungai,” kata dia.
Advertisement