Penyebab Harga Cabai 'Ambyar' di Jatim Terungkap

Cek alasan harga cabai mengalami kenaikan signifikan

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2020, 16:00 WIB
Aktivitas perdagangan cabai di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (14/1/2020). Pada musim penghujan tahun ini harga berbagai macam cabai di pasar tersebut meroket dari hanya Rp20 ribu per kilogram naik hampir mencapai Rp80 ribu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Surabaya Penyebab kenaikan harga cabai di Jawa Timur (Jatim) akhirnya terungkap. Perubahan pola tanam ditengarai sebagai penyebabnya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim mencatat pada musim tanam Oktober 2019, hanya 360 hektare lahan yang ditanami cabai. Hal itu memicu terjadinya jumlah panen yang lebih sedikit ketimbang kebutuhan pasar.

“Tidak perlu (impor), walaupun  mahal tetapi ini karena hukum pasar,” ujar Hadi Sulistyo, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (22/1/2020).

Menurut Hadi, pada musim tanam itu, petani memilih untuk menanam padi ketimbang tanaman hortikultura.

Meskipun demikian, ia memperkirakan untuk musim tanam selanjutnya, lahan cabai lebih luas. Terpantau ada sekitar 1.700 hektare lahan yang sudah ditanami bibit cabai di Jatim pada Januari sampai Februari 2020.

Ia meyakini, pola itu akan membuat harga cabai relatif stabil pada musim panen selanjutnya, sekitar Maret atau April 2020.

Kepala Seksi Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Hikmah Wahyudi menyebutkan panen cabai di Blitar rata-rata bisa mencapai 15 ton per hari. Akhir-akhir ini produksi menjadi 10 ton per hari karena banyak cabai membusuk diserang jamur.

“Dalam waktu normal dipastikan pasokan cabai akan kembali normal, sebab petani sudah hampir panen cabai,” tuturnya.

Kenaikan harga cabai juga terjadi di sejumlah pasar tradisional di Blitar. Harga cabai rawit mencapai Rp 71.000 per kilogram.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya