Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menata Labuan Bajo di NTT menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas dengan target selesai Desember 2020.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Hadi Sucahyono percaya bahwa penataan kawasan wisata Labuan Bajo dapat memperpanjang masa tinggal (length of stay) turis menjadi lebih lama.
"Selama ini turis enggak mau tinggal lama di hotel sini. Lamanya di kapal, atau diving di laut. Sebelumnya paling 1-2 hari. Sekarang targetnya 4 hari," ujar Hadi di Ayana Hotel, Labuan Bajo, NTT, Rabu (22/1/2020).
Hadi melanjutkan, dampak selanjutnya dari pengembangan kawasan wisata Labuan Bajo menjadi kota tepian air (waterfront city) bertaraf dunia ialah dapat menarik lebih banyak investor.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, para investor tersebut akan membuka bisnis mulai dari perhotelan, kuliner, souvenir, jasa tour guide, transportasi, dan lain-lain yang pada akhirnya dapat turut membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Labuan Bajo.
Dampak berikutnya yakni meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Hadi coba mencontohkan KSPN lainnya, Danau Toba di Sumatera Utara yang pendapatan asli daerahnya telah melonjak 80 persen.
"PAD akan meningkat pesat. Contohnya Danau Toba di Kabupaten Samosir, PADnya meningkat 80 persen. Investasi yang tidak langsung dari PUPR ini berdampak pada peningkatan ekonomi, pajak, dan retribusi," tuturnya.
Namun, ia menggaris bawahi semua tujuan itu sulit tercapai jika tidak dibarengi dengan gebrakan dari kementerian/lembaga terkait. Dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga pemerintah daerah seperti Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat.
"Tanpa itu semua, mimpi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium tidak akan terwujud," tegas Hadi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Labuan Bajo Bisa Jadi Waterfront City Terbaik di Dunia
Pengembangan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas ditargetkan selesai Desember 2020. Nantinya, Labuan Bajo diproyeksikan akan memiliki kota tepian air (waterfront city) berkelas dunia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berpesan agar penataan Labuan Bajo turut mempertimbangkan unsur seni dan keindahan. Dengan begitu, sambungnya, kawasan tersebut berpotensi jadi waterfront city terbaik di dunia.
"Artistiknya harus dijaga. Labuan Bajo sekarang maunya jadi kelas dunia, potensi menjadi waterfront terbaik dunia," ujar Basuki di Labuan Bajo, NTT, Selasa (21/1/2020).
Pemerintah melalui Kementerian PUPR sendiri telah menyediakan anggaran sekitar Rp 979 miliar untuk pengembangan lanjutan KSPN Labuan Bajo pada beberapa sektor, seperti pembukaan akses jalan hingga pembangunan infrastruktur permukiman.
Berdasarkan catatan Kementerian PUPR, penataan waterfront city di Labuan Bajo akan terbagi dalam lima zona. Lima penataan Zona Waterfront dimaksud kini akan memasuki tahap lelang yang terdiri atas Zona A Bukit Pramuka, Zona B Kampung Air, Zona C Dermaga, Zona D kawasan Pantai Marina (Inaya Bay), dan Zona E Kampung Ujung.
Penataan Waterfront Labuan Bajo di 5 zona tersebut meliputi Pengembangan Zona A yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios, dan menara pandang di Bukit Pramuka.
Sementara penataan Zona B merupakan lanjutan pengerjaan yang telah dilakukan Kementerian PUPR di Kampung Air yang meliputi penataan ruang-ruang terbuka dengan tema Tangga Bajo yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir. Panggung-panggung terbuka juga dibangun agar masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.
Baca Juga
Sempat Tertahan dan Terjebak, Wisatawan Asing Berhasil Dievakuasi dari Labuan Bajo
Ditinggalkan Turis Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Tingkat Okupansi Hotel Labuan Bajo Berkurang hingga Nol Persen
Viral Perjuangan Wisatawan Keluar dari Labuan Bajo Setelah Bandara Tutup Akibat Gunung Lewotobi Erupsi
Advertisement