Pasca-Longsor, Siswa di Sukajaya Bogor Belajar di Tenda hingga Musala

Siswa SDN Pasir Madang 02, Desa Pasir Madang, Sukajaya, Bogor harus belajar di tenda darurat milik BPNB.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 23 Jan 2020, 03:28 WIB
Suasana saat siswa SD di Sukajaya Bogor belajar di tenda milik BNPB. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SD di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor sudah berjalan normal pasca pascalongsor dan banjir bandang yang melanda wilayah itu pada 1 Januari 2020.

Namun demikian, para siswa harus belajar dengan fasilitas yang serba darurat. Generasi penerus bangsa terpaksa belajar di tenda yang didirikan di tanah lapang hingga musala maupun majlis taklim.

Misalnya siswa SDN Pasir Madang 02, Desa Pasir Madang, Sukajaya, Bogor. Satu tenda darurat milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dimanfaatkan siswa sekolah yang berasal dari Kampung Gunung Kembang dan Kampung Hegarmanah.

"Karena sekolah itu sudah ditinggal mengungsi oleh penduduknya saat terjadi longsor. Bangunan sekolahnya sih ga rusak," kata Sekretaris Desa Pasir Madang, Sopyan, Rabu (22/01/2020).

Satu tenda warna orange yang berdiri di tanah lapang ini dimanfaatkan enam kelas secara bergiliran dengan menggunakan kursi dan meja. Tercatat ada sekitar 300-an murid yang belajar di tenda darurat di daerah Sukajaya tersebut.

"Belajar secara bergantian karena tendanya tidak cukup. Ada satu tenda lagi, tapi belum ada yang masangnya karena harus yang ahlinya," ucap Sopyan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Semua Sekolah Sudah Beraktivitas

Koordinator Pengawas Pendidikan Kecamatan Sukajaya, Aden Juanda mengatakan, semua sekolah dasar sudah memulai aktivitas belajar sejak Senin 20 Januari 2020 kemarin. Hal ini agar anak-anak sekolah mendapatkan pembelajaran yang cukup dan tidak ketinggalan pelajaran.

"Pascabencana alam, hampir 3 minggu anak-anak tidak bersekolah. Makanya aktivitas sekolah berjalan seperti biasa supaya jangan sampai ketinggalan pelajaran," terangnya.

Meski begitu, siswa harus belajar dengan segala keterbatasan. Siswa terpaksa belajar secara bergiliran lantaran ruang sekolahnya masih dijadikan tempat pengungsian masyarakat terdampak banjir dan longsor.

"Seperti SDN Cileuksa 01 dan SDN Cisarua 02, sebagian ruang kelas masih digunakan pengungsi," kata dia.

Selanjutnya, SDN Pasir Madang 02 di Kampung Gunung Kembang tidak bisa digunakan untuk KBM karena sudah ditinggalkan penduduknya akibat diterjang banjir bandang dan longsor.

"Makanya didirikan tenda darurat untuk belajar anak-anak Kampung Gunung Kembang dan Hegarmanah yang bersekolah di SD itu," terangnya.

Tak hanya siswa SDN Pasir Madang 02, pelajar SD Banar 02 pun demikian. Ratusan siswa terpaksa harus belajar di musala dan majlis taklim sesuai tempat pengungsiannya masing-masing.

"Kalau siswa SDN Banar 02 KBM tersebar sesuai dengan tempat pengungsian menggunakan musala dan majlis," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya