Liputan6.com, Jakarta - Pemeritah berencana menerapkan penyaluran subsidi Elpiji 3 kilogram (Kg) tepat sasaran dengan sistem tertutup. Langkah ini agar bantuan tersebut diterima oleh pihak yang memang berhak atau tidak bocor.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pun telah melakukan kajian terhadap mekanisme penyaluran subsidi Epiji 3 kg tertutup, dengan metode biometrik.
Advertisement
"Iya kita mengusulkan menggunakan biometrik," kata Kepala Unit Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan TNP2K Ruddy Gobel, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Ruddy yakin metode biometrik merupakan mekanisme yang tepat digunakan dalam penyaluran subsidi Elpiji 3 Kg secara tertutup.
Sebab metode ini memiliki sejumlah keunggulan, seperti liveness detection sehingga lebih aman dari pemalsuan data penerima subsidi Elpiji 3 kg.
"Jadi tidak bisa hanya pake foto saja, tapi harus orang betulan yang datang transaksi," tuturnya.
Dia melanjutkan, untuk menerapkan biometrik, tidak perlu lagi tambahan investasi. Sebab bisa terhubung dengan sistem transaksi non-tunai yang telah dibangun.
"Aplikasi biometrik sudah siap yang dikembangkan bersama dengan Link Aja," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cara Penyaluran
Ruddy pun menjelaskan penerapan mekanisme biometrik untuk penyaluran subsidi Elpiji tepat sasaran.
Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang ingin mengisi Elpiji bersubsidi datang ke agen atau toko, kemudian KPM di verifikasi biometrik dengan apikasi Linkaja dengan memotret KPM.
Langkah berikutnya memasukan NIK KPM. Seteah NIK dimasukan muncul data KPM dan saldo bantuan.
Dalam aplikasi tersebut dikukan histori transaksi bantuan. Setelah transaksi pembayaran selesai KPM bisa mengambil Elpiji.
"Subsidi diberikan langsung kepada Rumah Tangga yang berhak. Bukan pada harga Elpijinya," tandasnya.
Advertisement