Langkah Menteri Edhy Dongkrak Budi Daya Ikan

Menteri Edhy Prabowo siap melakukan pendampingan bagi masyarakat yang akan terjun ke sektor perikanan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Jan 2020, 11:30 WIB
Edhy Prabowo dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Menteri Kelautan dan Perikanan di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Edhy yang merupakan politisi Partai Gerindra menggantikan Susi Pudjiastuti pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan siap untuk berkolaborasi dengan pihak mana pun dalam rangka meningkatkan sektor budi daya perikanan seperti yang telah diarahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Edhy menjelaskan, dirinya siap bekerja sama dengan lintas instansi dan lembaga, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemda, serta Perhutani.

Dari sisi permodalan, ujar dia, KKP menggandeng perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pihaknya pun siap melakukan pendampingan bagi masyarakat yang akan terjun ke sektor ini.

"Kami dampingi (ke perbankan). Asal niatnya untuk produktivitas," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (23/1/2020).

Di sisi lain, masih menurut dia, pakan juga menjadi perhatian KKP karena selama ini, salah satu kendala pembudidayaan ikan adalah mahalnya harga pakan.

Ia bersama jajaran sedang menggodok pengembangan pakan alternatif berupa maggot (black soldier fly), antara lain karena harga maggot jauh lebih murah dibanding pakan konvensional, bernutrisi tinggi, dan dapat mengurangi sampah organik.

"Maggot ini lebih hemat, karena per 0,8 kg-nya bisa untuk 1 kg ikan atau udang. Sedangkan pakan biasa butuh 2 kg," ujar Edhy Prabowo.

 

 


Pakan Ternak

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan restocking 50.000 ekor ikan nilem ke Waduk GOR Jakabaring. (Foto: KKP)

Terkait pakan, sebelumnya, KKP bersama-sama dengan Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) meningkatkan kerja sama mendorong inovasi penggunaan pakan alternatif untuk budi daya ikan menggunakan maggot.

"Maggot ini memakan sayuran, limbah rumah tangga, limbah restoran, dia bisa mengurai sampah organik," kata Menteri Edhy saat menerima perwakilan FAO, Stephen Rudgard, di Gedung Mina Bahari IV, KKP, Jakarta, Senin lalu.

Menteri Edhy memaparkan, maggot adalah serangga pemakan bahan organik, sehingga protein serangga ini berkualitas tinggi dan menjadi sumber protein yang baik bagi ikan.

Menurut dia, inovasi penggunaan pakan alternatif dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan restoran untuk memproduksi maggot ini telah dikembangkan sekelompok warga di Kabupaten Garut.

"Inovasi penggunaan pakan ikan alternatif semacam ini harus kita dukung," kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

 


FAO Dukung Indonesia

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor produk perikanan tercatat sebanyak 510.050 ton pada semester I-2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Stephen Rudgard mengatakan, FAO akan mendukung pemerintah Indonesia sesuai dengan perannya untuk mengembangkan program perikanan Indonesia, termasuk berbagi pengetahuan dan akses teknologi dan praktik yang baik termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Stephen Rudgard juga memaparkan ruang lingkup kegiatan kerja sama yang ditangani oleh FAO Indonesia bersama KKP antara lain pengembangan pengelolaan perairan umum daratan yaitu pengembangan budidaya spesies belida, arwana dan sidat.

Kemudian, pengelolaan perikanan tangkap berdasarkan prinsip Ecosystem Approach Fisheries Management (EAFM), peningkatan penanganan dan pengendalian penyakit ikan, dengan mengembangkan antimicrobial resistance, rantai nilai produk perikanan dengan peningkatan ketelusuran produk perikanan dan sertifikasi produk perikanan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor perikanan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya