Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili yang merupakan hari raya keagamaan Khonghucu akan dilaksanakan pada Sabtu, 25 Januari 2020.
Tema Imlek tahun ini adalah tentang kepemimpinan, yakni "Wibawa Kebajikan Menumbuhkan Takut Hormat. Gemilang Kebajikan Menumbuhkan Kecerahan.
Advertisement
Mengapa tema yang diangkat kerap berbeda setiap tahunnya, karena disesuaikan dengan keadaan serta kondisi yang terjadi pada tahun bersangkutan.
"Tema selalu diambil dari ayat suci yang dianggap relevan dengan tahun bersangkutan. Tahun ini temanya tentang kepemimpinan," kata Ketua Umum Matakin Ws Budi Santoso Tanuwibowo di Kantor Sekretariat, Jakarta Utara, Senin, 20 Januari 2020.
Perayaan Imlek tentunya akan menjadi momen yang sangat dinantikan dengan berbagai perayaannya. Sepeti kumpul bersama, sembahyang dan bagi-bagi angpao bersama keluarga.
Lantas seperti apa persiapan yang dilakukan menjelang Imlek?
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bersih-Bersih Kelenteng
Kelenteng Kwan Sing Bio yang merupakan kelenteng terbesar di Asia Tenggara berlokasi di Jalan Martadinata 1, Karangsari, Tuban Kota.
Dalam rangka mempersiapkan Imlek tahun ini, Kelenteng Kwan Sing Bio memulai dengan mengganti lampion yang telah usang, pengecatan kembali, hingga aktivitas bersih-bersih altar.
Kelenteng yang juga merupakan destinasi wisata ini mempunyai luas area mencapai 4 hektare dan dibangun pada abad ke 18.
"Serangkaian ritual menjelang tahun tikus logam ini diawali dengan memandikan patung Kwan Sing Tee Koen dan beberapa patung dewa yang lain. Ini rutin kami lakukan setiap saat menjelang Imlek," kata Ketua Umum Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra WirawanGunawan Putra Wirawan, Kamis (23/1/2020).
Gunawan menambahkan, saat hari H, Imlek akan digelar dengan ritual doa bersama dengan semua pengurus kelenteng yang dimulai pukul 00.00 WIB.
"Biasanya kalau umat doa di rumah masing-masing, hanya pengurus saja saat pergantian tahun," katanya.
Dalam tahun tikus logam ini, Gunawan berharap bangsa Indonesia semakin damai, sejahtera, dan makmur, serta aman, apalagi mendekati pesta demokrasi Pilkada 2020 yang juga bakal digelar di Kabupaten Tuban.
Advertisement
Permintaan Barongsai Melonjak
Imlek tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran Barongsai. Kesenian ini memang sudah melekat di Indonesia dalam setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh, termasuk di kota Cirebon.
Jelang perayaan Imlek, pengrajin Barongsai di Cirebon banyak medapat pesanan. Seperti yang dialami Tri Siswoyo yang mengaku banyak peningkatan pemesanan baik ukuran besar maupun kecil.
"Kalau yang ukuran kecil untuk anak-anak di Cirebon saya kirim ke toko mainan," kata Tri, Selasa, 21 Januari 2020.
Sementara itu, harga jual Barongsai buatan Tri bervariasi. Ukuran besar dengan hiasan bulu domba dijual Rp 5 juta. Sedangkan untuk hiasan yang menggunakan bulu sintetis di jual Rp 2,5 juta.
Berburu Lampion dan Angpau
Sementara itu, berburu lampion dan angpau juga tak dilewatkan warga Ibu Kota. Pasar Glodok, Jakarta Barat menjadi destinasi yang kerap didatangi saat perayaan Imlek tiba.
Jainuddin, salah satu pedagang aksesoris Imlek mengaku dirinya mulai menjajakan barang dagangannya dimulai sejak awal Januari 2020.
Menurutnya, barang yang paling banyak diminati masyarakat dari lapaknya adalah gantungan shio tikus.
"Di toko ini yang biasanya dicari orang-orang itu gantungan shio tikus mbak. Selain itu, ada angpau merah dan lampion yang laris banget," ujarnya, Selasa, 21 Januari 2020.
Angpau dan lampion masih menjadi primadona masyarakat dalam menyambut perayaan Imlek. Adapun Angpau dijual sekitar Rp 5.000 sampai Rp 50 ribu.
Angpau dengan harga mahal biasanya terbuat dari bahan kain. Angpau yang terbuat dari bahan kain merupakan salah satu aksesoris yang paling laris terjual di Pasar Glodok.
Advertisement
Patung Dewa Dewi Vihara Dimandikan
Tak hanya kelenteng atau kuil yang ikut berbenah, patung dewa dewi pun turut dibersihkan. Minggu, 19 Januari 2020, para rohaniwan maupun pengurus Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, juga turut memandikan patung dewa-dewi yang dipajang di dalam altar. Ritual ini disebut mandi rupang atau kimsin.
Patung yang dimandikan di antaranya Hok Tek Tjeng Sin, Kwan Im Po Sat, dan Kwan Seng Tek Kun, Tee Tjung Ong Pho, How Ciong Kun dan patung Kong Tek Tjun Ong. Patung-patung itu dianggap mereka sebagai dewa dan dewi berkedudukan tinggi.
Mulanya, satu persatu patung-patung dibersihkan dari debu. Kemudian dimasukkan ke tiga bak berisi air campur berbagai rupa kembang sebagai proses finishing ritual memandikan. Patung yang sudah dimandikan, kemudian dikeringkan di atas handuk bersih.
Sebelum melakukan ritual, umat Tridharma diwajibkan sembahyang dan menyucikan diri. Sebab, di dalam patung tersebut diyakini bersemayam roh dewa-dewi yang sangat suci.
(Okti Nur Alifia)