Bursa Saham China Jatuh, Harga Emas Naik

Harga emas untuk perdagangan Kamis (23/1/2020) mengalami kenaikan tipis 0,4 persen

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Jan 2020, 07:29 WIB
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada hari Kamis kekhawatiran atas wabah virus corona di China dan berdampak terhadap ekonomi global.

Dikutip dari laman CNBC.com, Jumat (24/1/2020), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen pada USD 1,564.13 per ounce. Emas berjangka AS juga naik 0,6 persn pada USD 1.565,40 per ounce.

"Virus Corona telah membawa orang ke emas karena ada antisipasi dari banyak potensi gejolak di ekonomi yang terpengaruh," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

"Ini menambah tingkat ketidakpastian pada pasar keseluruhan yang memaksa orang untuk mempertimbangkan lebih banyak tempat berlindung yang aman jika ini menjadi epidemi yang lebih besar," tambah dia.

Pemerintah Cina menempatkan jumlah kematian akibat virus ini mencapai 18 orang dan 634 orang terinfeksi.

Ketakutan virus corona menyebabkan saham-saham China jatuh palaing dalam selama delapan bulan terakhir, yang pada gilirannya membebani pasar ekuitas global.

Lebih lanjut sentimen lain muncul darihimbal hasil obligasi AS jatuh ke posisi terendah selama beberapa minggu terakhir.

Imbal hasil obligasi yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga.

"Ekuitas sedikit lebih lembut sehingga memicu minat pada logam," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

“Tapi tidak adanya risiko geopolitik dalam jangka pendek membuat harga emas terkendali. Pertemuan Bank Sentral Eropa tidak terlalu banyak menggerakkan harga,” tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prediksi Harga Emas

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan terbaru dan meluncurkan "tinjauan strategis" tujuan inflasi.

Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman di saat ketidakpastian politik dan ekonomi, sehingga membawa emas naik ke puncak tujuh tahun mendekati USD 1.610,90 pada 8 Januari setelah meningkatnya ketegangan AS-Iran. Ini telah bertahan di atas USD 1.550 untuk sebagian besar sejak itu.

Fokus sekarang akan beralih ke pertemuan pertama Federal Reserve AS tahun yang dijadwalkan 28-29 Januari.

"Spot gold bias meninjau kembali ke level terendah 21 Januari di USD 1.545,96, setelah tampak goyah di sekitar resistance di USD 1.564," kata analis teknis Reuters Wang Tao.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya