3 Persoalan bagi Perkembangan Startup di Indonesia

Acara ini membahas kisah sukses alumni startup di jaringan Digitaraya, keynote speech, serta insight dari mitra Digitaraya dan prospek investasi bagi startup di Indonesia untuk tahun 2020.

oleh M Hidayat diperbarui 24 Jan 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Startup accelerator Digitaraya menggelar acara bertajuk Digitaraya Impact 2020 yang merupakan program awal Digitaraya sepanjang tahun ini. Pada acara ini dibahas kisah sukses alumni startup di jaringan Digitaraya, keynote speech, serta insight dari mitra Digitaraya dan prospek investasi bagi startup di Indonesia untuk tahun 2020.

Acara ini menghadirkan Managing Director Digitaraya, Nicole Yap; Deputi Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo; Head of Developer Relations and Startup Ecosystem in Asia, Africa, and the Middle East, Google, Sebastian Trzcinski-Clément; Partner, McKinsey & Company, Sonia Barquin; Executive Director, UBS Indonesia, Riaz Hyder; Chief Food Officer, Gojek Group, Catherine Hindra; COO, Tokopedia, Melissa Siska Juminto; serta CSO, Traveloka, Joydeep Chakraborty.

"Ekosistem startup di Indonesia telah berkembang sangat pesat pada satu dekade ini, banyak sekali startup lokal menghadirkan inovasi solutif untuk men-disrupt industri dan memainkan peranan penting yang memudahkan kehidupan keseharian masyarakat," ujar Nicole Yap, Managing Director Digitaraya dalam keterangannya.

Digitaraya, lanjut Nicole, "hadir sebagai startup-hub kelas dunia di Indonesia untuk mendukung dan mengembangkan startup baru dalam mencapai tingkatan berikutnya dalam pertumbuhan bisnis mereka."

Sementara itu, Fadjar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkapkan, "Ada tiga persoalan bagi perkembangan startup di Indonesia, yakni kebutuhan SDM mumpuni, peranan mentor yang bisa membimbing, dan funding yang bisa memberikan dorongan. Di sinilah pentingnya peran sebuah startup hub seperti Digitaraya. Saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih pada Digitaraya atas inisiatif yang diberikan yang membantu kami (pemerintah) menyelesaikan persoalan dan mempersiapkan masa depan ekonomi Indonesia."


Kemitraan

Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Digitaraya telah merancang dan mengeksekusi berbagai program untuk membantu mendorong startup baru di Indonesia melalui kemitraan dengan Google, UBS, Mckinsey & Company, Go-Jek Indonesia, dan masih banyak lagi. 

Sepanjang tahun 2019, Digitaraya telah membantu lebih dari 73 startup baru dari 12 negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan berikutnya pada bisnis mereka, yang telah berhasil menggalang dana akumulatif senilai USD 78 juta. Lebih lanjut, Digitaraya juga telah membuka lebih dari 2.400 lapangan pekerjaan dan telah membimbing lebih dari 120 entrepreneur di jaringannya.

"Banyak startup baru ini terlihat kebingungan dalam menjalankan bisnis mereka, karena tidak ada pedoman yang pasti mengenai bagaimana Anda harus menjalankan sebuah bisnis startup," ujar Sebastian Trzcinski-Clément, Head of Developer Relations and Startup Ecosystem in Asia, Africa, and the Middle East, Google.

Peran inilah, menurut Sebastian, yang Digitaraya mainkan untuk "mendukung dan membantu startup mengembangkan bisnis mereka menggunakan berbagai cara seperti Google’s launchpad playbook yang dapat memberikan pedoman dan networking platform yang dibutuhkan."

Diskusi panel pertama di acara ini membahas Indonesia as the Economic Hub of Asia, dengan pembicara dari Google, McKinsey & Company Singapore, dan UBS Indonesia. Diskusi panel kedua membicarakan Indonesia’s Founders Coming of Age, dengan perwakilan dari Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka. Diskusi panel ketiga menyoroti tentang Growth at All Cost? Investing in a Post-WeWork World, dengan pembicara dari Northstar Group, Kinesys Group, dan Go-Ventures.

(Why/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya