Otoritas Keamanan Meksiko Tahan 800 Migran Amerika Tengah

Pihak otoritas keamanan Meksiko menahan 800 migran asal Amerika Tengah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Jan 2020, 16:29 WIB
Otoritas keamanan Meksiko melakukan pemblokiran jalan bagi para migran asal Guatemala. (Source: AP/ Marco Ugarte)

Liputan6.com, Mexico City - Pihak berwenang Meksiko pada Kamis 23 Januari dalam mengambil tindakan lebih keras terhadap migran Amerika Tengah. Pihaknya menahan 800 orang yang telah memasuki Meksiko secara ilegal dari Guatemala yang bermaksud mencapai perbatasan dengan Amerika Serikat.

Meksiko berada di bawah tekanan kuat dari Presiden AS Donald Trump untuk menahan pergerakan massa migran. Kebanyakan dari mereka berasal dari Amerika Tengah, yang telah melintasi Meksiko dalam perjalanan mereka ke perbatasan Amerika Serikat.

National Migration Institute (INM) mengatakan telah memindahkan 800 migran. Beberapa dari mereka merupakan anak di bawah umur tanpa pendamping, ke pusat-pusat imigrasi di mana mereka akan diberi makanan, perawatan medis dan tempat tinggal.

Jika status hukum mereka tidak dapat diselesaikan, mereka akan dikembalikan ke negara asal mereka. INM juga mengatakan sedang mencari 200 migran lain yang tetap tinggal di daerah itu.

Sebelumnya pada hari itu, pasukan keamanan dengan perisai huru-hara memaksa para migran, termasuk keluarga dengan anak-anak kecil, setelah mereka memasuki Meksiko di seberang Sungai Suchiate dari Guatemala.

Beberapa migran di karavan telah diberikan formulir untuk mencari suaka dengan badan suaka Meksiko, COMAR. Banyak migran yang menuju utara mengatakan mereka melarikan diri karena alasan kesulitan ekonomi dan kekerasan di rumah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gelombang Terbesar

Migran Amerika Tengah menyeberangi Sungai Suchiate dengan berjalan kaki dari Guatemala ke Meksiko, Tecun Uman, Guatemala, Senin (20/1/2020). Lebih dari seribu migran Amerika Tengah yang terdampar di Guatemala berjalan massal untuk menuju Amerika Serikat. (AP Photo/Moises Castillo)

Kelompok migran yang melawan perbatasan kali ini adalah gelombang terbesar orang untuk menguji Meksiko sejak presidennya, Andres Manuel Lopez Obrador, mencapai kesepakatan dengan Trump dan beberapa pemerintah Amerika tengah untuk mengurangi tekanan pada perbatasan AS.

Trump mengancam akan menghukum Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah secara ekonomi jika mereka gagal mengendalikan arus migran.

Para migran yang menyeberang ke Meksiko minggu ini diserang gas air mata dari pasukan keamanan. Mereka mengalami konsekuensi yang lebih tegas daripada yang terlihat dalam penyeberangan massal sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan ratusan pendatang baru akan segera dideportasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya