Liputan6.com, Jakarta - Menjalani operasi plastik di usia 15 tahun mungkin dinilai terlalu dini bagi banyak orang. Namun, remaja asal China punya alasan kuat untuk melakukan operasi plastik pada seluruh bagian wajahnya.
Pasal, ia melakukan operasi plastik bukan sekadar untuk terlihat cantik, melainkan ada kisah haru di baliknya.
Mengutip Asiaone, Jumat (24/1/2020), Xiaofeng, seorang gadis asal Liaoning, Tiongkok sempat jadi berita utama media pada Desember 2019. Waktu itu, Xiaofeng menyedot perhatian publik karena wajah tampak jauh lebih tua dari usia sebenarnya.
Baca Juga
Advertisement
Situasi itu membuatnya mengalami perundungan seumur hidup. Ia pun sering dicemooh teman-temannya. Di usia 15 tahun, wajah Xiaofeng terlihat seperti nenek usia 60-an.
Xiaofeng ternyata menderita progeria, masalah genetik yang membuatnya mengalami penuaan dengan cepat. Hingga kini, penyakit yang dimaksud belum ditemukan obatnya.
Kondisi tersebut menimpa Xiaofeng sejak berusia satu tahun. Saat itu, ibunya mendapati kulit sang buah hati mulai kendur dan turun.
Beranjak remaja, Xiofeng sudah terlihat seperti perempuan paruh baya. Ia pun selalu diolok teman-teman hingga membuatnya berhenti sekolah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dapat Bantuan Biaya Operasi
Sehari-hari, Xiaofeng memilih berdiam di rumah dan bermain-main dengan burung peliharaan keluarga. Ia juga tak suka berfoto seperti remaja pada umumnya.
"Kadang orang memanggil saya 'bibi' atau 'nenek'. Itu membuat saya sedih. Saya tidak mau pergi sekolah. Kalau bisa mengubah penampilan di masa depan, baru saya mau kembali sekolah," tuturnya.
Xiaofeng mengaku tidak menginginkan wajah cantik jelita. Ia hanya berharap bisa terlihat seperti remaja pada umumnya, tanpa selalu mendapat pandangan aneh atau sinis dari orang lain.
Demi mendapat wajah seperti remaja seusianya, Xiaofeng harus menjalani operasi plastik dengan biaya mahal. Sayangnya, kondisi ekonomi keluarga yang buruk sempat membuat mimpi Xiaofeng untuk operasi plastik sempat terhenti.
Namun, berkat laporan luas dari media di seluruh negeri, sekelompok relawan, termasuk filantropis China Guo Mingyi, akhirnya membantu mengumpulkan uang untuk membayar biaya operasi.
Direktur Rumah Sakit Bedah Plastik Shenyang Sunline Shi Lingzhi mengatakan, operasi Xiaofeng biasanya akan menelan biaya lebih dari 500 ribu yuan atau sekitar Rp985,1 juta.
Namun setelah mendengar kisahnya, rumah sakit memutuskan untuk melepaskan 70 persen dari keseluruhan biaya operasi dan perawatan.
Advertisement
Ingin Jadi Dokter
Pada 29 Desember 2019, Xiaofeng menjalani operasi peremajaan wajah, operasi rekonstruktif pada hidung, serta bedah mikro untuk masalah keriput dan kendur di sekitar mulut.
Setelah sekitar satu bulan menunggu, Xiaofeng merasa puas dan sangat bahagia dengan hasilnya. Karena operasinya ini, Xiaofeng bahkan ingin kembali ke sekolah dan jadi dokter nantinya.
"Saat ini saya sangat bahagia dan tersentuh karena saya jadi cantik. Saya bisa merasakan bahwa saya lebih percaya diri. Berkat operasi ini, saya percaya bahwa ada keajaiban di dunia ini," tutur Xiaofeng dalam konferensi pers bersama tim dokter.
"Setelah saya kembali ke sekolah, saya akan belajar untuk jadi dokter. Saya merasa jadi seorang dokter membuat saya bisa membantu dan menyebarkan cinta pada orang lain," sambungnya.