Liputan6.com, Nanjing - Sepasang orangtua di China diduga menelantarkan kedua anaknya di Bandara Nanjing, Provinsi Jiansung, karena mengira sang anak mengidap Virus Corona Wuhan. Sementara Pemerintah China sedang memperketat aturan perjalanan akibat wabah tersebut.
Dilaporkan Shanghaiist, Jumat (24/1/2020), foto dua anak berjenis kelamin lelaki dan perempuan itu menyebar di akun Weibo --jejaring sosial China seperti Twitter.
Baca Juga
Advertisement
Si anak laki-laki mengidap demam sehingga tidak boleh naik ke pesawat. Demam merupakan salah satu gejala virus corona Wuhan.
Mereka hendak terbang ke Changsa di Provinsi Hunan pada Kamis pagi waktu setempat. Orangtua si anak sempat cekcok dengan pihak bandara karena anaknya dilarang terbang, alhasil penerbangan pun sempat delay.
Solusinya, orangtua itu malah tetap pergi naik pesawat dan meninggalkan dua anaknya sekaligus di bandara. Kisah itu pun viral di media sosial.
Salah satu warganet curiga bahwa orangtua itu sengaja meninggalkan anaknya sebagai taktik supaya pihak maskapai menyerah dan akhirnya mengirim sang anak. Komentar tersebut mendapat 14 ribu like.
Sementara, warganet lain merasa heran kenapa orangtuanya boleh naik sementara anaknya tidak. Pasalnya, sang orangtua bisa saja juga membawa Virus Corona Wuhan dan membahayakan penumpang lain.
Pihak bandara dilaporkan kemudian mengurus kedua anak itu. Warganet pun banyak yang memuji petugas yang terus bekerja saat virus kian menyebar, serta mengkritik orangtua yang meninggalkan anaknya.
"Sekalinya wabah muncul, segala jenis kejelekan manusia keluar," ungkap pengguna Weibo lain.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Moeldoko Tegaskan Pemerintah Sudah Antisipasi Cegah Masuknya Virus Corona
Wabah virus corona mulai menyebar ke sejumlah negara. Pemerintah pun mulai melakukan langkah-langkah preventif guna mencegah masuknya virus corona.
"Saya sudah kemarin tanya ke Menkes apa langkah-langkah kita untuk melakukan preventif, untuk nanti kita jangan sampai kecolongan gitu," kata Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Moeldoko menyebut, pemerintah sudah mendeteksi orang-orang luar yang masuk ke Indonesia. Langkah-langkah tersebut terus dilakukan.
"Sudah ada langkah itu, di pintu-pintu masuk itu. Upaya untuk mendeteksi, yang paling penting adalah preventifnya," ucap Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu yakin warga Indonesia yang berada di China sudah mengantisipasi dengan baik untuk mencegah virus corona.
"Intinya kan semua dari kita masyarakat Indonesia yang ada di sana, pasti bisa antisipasi dengan baik," pungkasnya.
Virus corona baru yang ditemukan Desember 2019 di Wuhan, China. Namun kini telah menyebar ke sejumlah negara, misalnya Amerika Serikat, Rusia, dan sejumlah negara di Asia Tenggara.
Saat ini di China, jumlah temuan kasus warga yang terjangkit wabah ini mencapai 835 orang termasuk juga di Taiwan, Macau, dan 5 kasus di Hong Kong.
Advertisement
Kemenhub Larang Maskapai Indonesia Terbang ke Wuhan
Mengantisipasi kemungkinan masuknya wabah virus corona melalui jalur penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan bahwa menindaklanjuti NOTAM G0108/20 yang diterbitkan oleh International Notam Office Beijing, maskapai Indonesia yang melakukan penerbangan dari dan ke Kota Wuhan, China untuk sementara tidak dapat dilakukan.
Saat ini ada dua maskapai penerbangan nasional yang memiliki rute penerbangan ke Kota Wuhan yaitu Sriwijaya Air dan Lion Air.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melakukan antisipasi penyebaran virus corona melalui jalur penerbangan.
"Kami telah melakukan koordinasi intensif kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus pneumonia masuk ke Indonesia melalui aktifitas penerbangan" jelas Polana di Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Dampak virus corona ini, informasi melalui NOTAM G0108/20 menyampaikan bahwa Bandar Udara Internasional Wuhan Tianhe tidak dapat digunakan sebagai bandara alternate kecuali untuk penerbangan kondisi darurat mulai 23 Januari pukul 11.00 UTC (18.00 WIB) sampai 02 Februari pukul 15.59 UTC (22.59 WIB), sehingga penerbangan dari Indonesia menuju kota Wuhan akan dialihkan ke kota lain di China.