Jawaban Petinggi Sunda Empire Saat Ditantang Tunjukkan Bukti

Sudah satu pekan nama kelompok Sunda Empire menjadi perbincangan masyarakat. Sejumlah hal mereka klaim mulai dari misi menghentikan nuklir hingga menguasai dunia di Bandung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 25 Jan 2020, 16:00 WIB
Pembantu Grand Minister Sunda Empire, Sayidi. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Sudah satu pekan nama kelompok Sunda Empire menjadi perbincangan masyarakat. Sejumlah hal mereka klaim mulai dari misi menghentikan nuklir hingga menguasai dunia dari Bandung.

Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Jawa Barat Cecep Darmawan mengatakan keberadaan kelompok Sunda Empire dengan segala macam klaimnya tidak perlu ditanggapi serius.

"Jadi kami menginginkan agar klaim-klaim mereka dibuktikan dulu. Misal dari proses mereka berdiri melibatkan negara. Apakah itu klaim sesungguhnya atau sekadar klaim?," kata Cecep ditemui usai Focus Group Discussion tentang Sunda Empire dalam perspektif sejarah dan kewaspadaan dini masyarakat yang digelar FKDM di Bandung, Jumat (24/1/2020).

Cecep mengaku menggelar diskusi dengan menghadirkan salah seorang tokoh Sunda Empire. Namun saat diklarifikasi jawaban yang diberikan kurang jelas.

"Makanya kami meminta penjelasan agar masyarakat jangan sampai memperoleh klaim mereka itu," ujarnya.

Dia menilai, terdapat sejumlah klaim yang disampaikan petinggi Sunda Empire yang menghebohkan masyarakat. Salah satunya klaim mereka soal kekuasaan atas 54 negara. Petinggi Sunda Empire juga menyebutkan daftar ulang sebagai bentuk pengakuan negara.

"Dalam konteks ini, jangan lagi bicara lagi soal negara. Apalagi itu mengklaim negara internasional. Jadi kami ingin diskusi tentang Sunda Empire ini harusnya disudahi. Kalau memang dalam konteks budaya perlu diklarifikasi klaim-klaim mereka itu dalam sisi ilmiah," katanya.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kemensesneg Dadan Wildan. Sebagai sejarawan, dirinya tak mengetahui ada jejak rekam sejarah yang pernah menyebutkan adanya kekaisaran bernama Sunda Empire.

"Tidak ada sumber rujukan tertulis," ujarnya.

Dia pun mengakui baru mengetahui ada Sunda Empire sejak ramai di media sosial.

Kendati demikian Wildan menilai gerakan Sunda Empire adalah upaya sekelompok orang untuk membangkitkan kejayaan masa lalu. Sepanjang tak melanggar hukum, keberadaan kelompok ini tidak perlu disikapi berlebihan.

"Menurut pandangan saya, kehadiran mereka adalah wacana baru yang tak akan bertahan lama. Karena pendukung infrastrukturnya tidak ada," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jawaban Sunda Empire

TV Sunda Empire

Secara terpisah, Sayidi yang mengaku sebagai pembantu Grand Minister Sunda Empire bersikukuh jika mereka punya bukti soal kelompoknya. Namun dia sendiri tak merinci bukti apa yang dimaksud.

"Saya buktikan ada tapi bukan kewenangan saya memperlihatkan ke kalian," katanya.

Menurutnya bukti itu hanya bisa disampaikan petinggi tertentu di Sunda Empire.

"Kewenangan yang punya empire ini. Petinggi kan tidak selamanya berkewenangan. Contoh kapolda apakah dokumen pembiayaan atau bekal saya pegang kan tidak pegang," ucap Sayidi.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Polda Jawa Barat masih mendalami kemunculan kelompok Sunda Empire-Earth Empire. Dua orang dari kelompok tersebut diperiksa sebagai saksi untuk dimintai keterangan motif pendirian Sunda Empire.

"Ya, jadi sudah dua orang dipanggil sebagai saksi. Dia menyebut dirinya Perdana Menteri berinisial NB, dan salah satu anggotanya berinisial A," kata Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Saptono Erlangga, Rabu (22/1/2020).

Saptono mengaku tak mau berandai-andai soal kemungkinan pasal pidana yang akan menjerat kelompok Sunda Empire. Namun yang pasti saat ini penyidik masih bekerja dalam mengungkap hal tersebut.

"Kita buktikan dulu dari penyampaian itu, yang tahu sejarah, budayawan, dan pidana umumnya kita buktikan," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya