Jokowi: Pemindahan Ibu Kota, Bukan Hanya Pindah Lokasi

Menurut Jokowi, pemindahan ibu kota untuk membangun kultur kerja baru dan sebuah sistem baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2020, 06:01 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Lokasi Ibu Kota berada di wilayah Kabupaten Pejaman Penajam Pasar utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kaltim. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan tayangan video ibu kota baru di Kalimantan Timur di acara partai Hanura. Jokowi mengatakan, pemindahan ibu kota buka sekadar pindah lokasi semata.

"Ini pertama kali tayangan kita sampaikan dalam forum politik forum partai pertama kali kita tayangkan. Yang pertama yang ingin saya sampaikan bahwa kita memutuskan untuk pindah ibu kota itu bukan hanya pindah lokasi, bukan hanya pindah istana bukan hanya pindah kementerian bukan," kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Menurut Jokowi, pemindahan ibu kota untuk membangun kultur kerja baru dan sebuah sistem baru. Sehingga, ada kecepatan dalam memutuskan maupun merespon perubahan-perubahan zaman yang ada.

"Kita ingin membangun sebuah kultur kerja. Kita ingin membangun sistem kerja yang baik sehingga yang ingin install terlebih dahulu adalah sistemnya. Baru orangnya masuk ke sana," terangnya.

Jokowi menyebut, pemindahan ibu kota merupakan sebuah pekerjaan besar. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju lainnya seperti Amerika dan Australia.

"Amerika mempunyai New York dan Washington DC, Australia punya Sydney dan punya Canberra, Indonesia juga sama punya Jakarta dan punya nanti ibu kota yang baru," ucap Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Smart City

Dia menambahkan, ibu kota baru nanti adalah sebuah kota yang sangat hijau atau green city. Kemudian, menjadi kota cerdas karena sistem yang dibangun adalah smart city.

"Dan juga sebuah kota yang kita harapkan betul-betul bisa kita zero emisi karena yang digunakan adalah nanti kendaraan-kendaraan listrik dan juga kendaraan-kendaraan yang otonomus yang tanpa supir baik transportasi massanya maupun kendaraan pribadinya," tukasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya