Karanganyar - Warga Kampung Klalungan, Desa Klodran, Colomadu, Karanganyar, dihebohkan dengan penemuan ular piton, jenis Sanca Kembang berukuran empat meter. Ular tersebut ditangkap di belakang kandang ayam milik Sukiyo, warga RT 002/RW 001, Klalungan, Klodran, Minggu (26/1/2020) pukul 07.30 WIB.
Saat ditemukan, ular tersebut tengah melilit ayam. Orang pertama yang mengetahui keberadaan ular tersebut adalah Albi Septian. Dia lantas memanggil warga sekitar untuk menangkap ular tersebut.
“Saat mau ke makam, saya melihat ada ular sedang melilit ayam, kemudian saya memanggil beberapa warga. Warga berbondong-bondong ikut menyaksikan. Ada tiga orang yang ikut menangkap ular tersebut, karena ukurannya lumayan panjang dan besar. Ayam yang semulanya dililit masih hidup, belum mati,” kata dia saat ditemui Solopos.com di pertigaan Klalungan.
Baca Juga
Advertisement
Albi Septian mengatakan, warga di kampungnya sering menemukan ular piton selama musim penghujan. Sebab, lingkungan kampung tersebut dekat dengan aliran Sungai Pepe. Ular yang saat ini ditangkap merupakan yang kelima sejak memasuki musim penghujan.
“Rata-rata ukurannya besar semua, jenis sanca. Kalau yang berukuran kecil di daerah sini justru jarang,” kata Albi.
Warga setempat, Harto, mengatakan ular piton yang saat ini ditangkap termasuk kategori kecil. Empat ular yang sebelumnya ditemukan ukurannya lebih dari empat meter.
Menurut dia, ular yang selama ini muncul di kawasan permukiman biasa terjadi setelah ada banjir di bantaran aliran Sungai Pepe. Di bantaran sungai tersebut, ada gorong (rumah) ular. Seringkali ada warga luar daerah yang berburu di kawasan tersebut.
“Ular seperti itu sebenarnya gigitannya tidak berbisa. Tetapi yang berbahaya lilitannya. Tadi ditangkap tiga orang saja sudah hampir kewalahan. Jadi yang mematikan lilitannya, terlebih kalau penangkapannya di dalam air, sudah tidak bisa dikendalikan,” terang Harto.
Selain ayam, ular piton berukuran lebih dari empat meter itu bisa memakan anak kambing. “Kalau ular yang ukuran besar, empat meter lebih, kadang kami mendegar suaranya. Suaranya seperti suara bebek,” ujar Harto.
Simak video pilihan berikut ini: