Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus Corona yang terjadi di Wuhan, Cina, menyebabkan banyak pabrikan otomotif membatasi perjalanan bisnis dari atau ke Cina. Hal tersebut, dalam upaya menahan penyebaran virus yang mengakibatkan kematian sekitar 41 orang ini.
Melansir Autonews, salah satu jenama otomotif asal Prancis, PSA Group telah mengatakan untuk memulangkan staf ekspatriat dan keluarganya dari wilayah Wuhan.
Advertisement
Selain itu, SAIC GM, sebuah perusahaan patungan General Motors dan SAIC Motor Corp yang memproduksi dan memasarkan mobil merek Cadillac, Buick, dan Chevrolet dan truk ringan memiliki pabrik besar di Wuhan, yang mempekerjakan kurang dari 6.000 orang, juga melakukan hal yang sama.
Dijelaskan Jim Cain, Juru Bicara General Motors (GM), pihaknya telah membatasi perjalanan bisnis ke Cina, dan telah meminta karyawan di Negeri Tirai Bambu tersebut untuk mengikuti semua tindakan perlindungan dari otoritas setempat. Namun, untuk status pabriknya tersebut, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut.
Sedangkan Juru Bicara Ford, Anderson Chan telah membuat tim khusus untuk memantau situasi dan menentukan tindakan bagi karyawannya di Cina. Meskipun pabrikan asal Amerika Serikat ini memang tidak memiliki operasi di Wuhan, namun tetap membatasi semua perjalanan bisnis ke Cina.
"Kami mendorong karyawan untuk tetap tenang dan mendapat informasi melalui sumber resmi pemerintah," katanya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
PSA
Sementara itu, PSA, pembuat mobil Peugeot dan Citroen, telah mengumumkan untuk mengevakuasi 38 orang karyawannya dari wilayah Wuhan, dan akan bekerjasama dengan pihak berwenang di Tiongkok dan konsulat jenderal Prancis.
Para karyawan ini, akan mengungsi dan di karantina di Changsha, sebelum melakukan perjalanan kembali ke negara asal.
Pabrikan lainnya, juga melakukan hal yang sama untuk melindungi karyawannya dari virus penyakit yang belum ditemukan obatnya ini. Volkswagen misalkan, telah memberikan peringatan untuk menghindari virus, dengan cara mencuci tangan. Namun, proses produksi di perusahaan patungan di Cina, memang tetap berjalan normal.
Advertisement