Liputan6.com, Sigi - Misteri penyebab ratusan warga Desa Anca, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi terserang diare hingga kini belum terpecahkan. Petugas kesehatan di Kecamatan Lindu sampai saat ini juga masih siaga mencegah penyebaran wabah tersebut ke desa-desa lainnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. Reny Lamadjido mengungkapkan hingga kini pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti wabah diare yang menyerang 123 warga Desa Anca, Kabupaten Sigi yang terjadi pada pertengahan Januari 2020 itu.
Sejumlah pemeriksaan yang telah dilakukan seperti pemeriksaan lingkungan desa dan pasien tidak menemukan sumber wabah penyakit diare tersebut. Dugaan awal penyebab wabah tersebut karena makanan yang dikonsumsi warga juga belum bisa dipastikan.
Baca Juga
Advertisement
"Kami belum bisa memastikan itu (wabah diare) berasal dari makanan, sebab ada juga pasien yang ditangani, sebelumnya tidak mengonsumsi makanan yang sama dengan warga lainnya," kata Reny, Rabu ( 22/1/2020 ).
Pemeriksaan terhadap makanan dengan melibatkan BPOM Palu pun ditambahkan Reny urung dilakukan sebab tidak ada lagi sampel yang ditemukan petugas.
"Kendalanya sampel makanan yang dikonsumsi warga tidak ditemukan lagi, padahal kami sudah libatkan BPOM Palu. Kalau lingkungan sejauh ini aman," ucap Reny.
Dihubungi Liputan6.com secara terpisah, Kepala Puskesmas Kecamatan Lindu, Epin mengungkapkan bahwa kejadian ratusan warga terserang diare di Desa Anca sebelumnya belum pernah terjadi. Meski tidak ada lagi warga yang terserang diare, namun antisipasi penyebaran wabah tersebut ke desa-desa sekitar Desa Anca hingga kini masih terus dilakukan.
"Pasien diare sudah tidak ada lagi. Tapi kami (petugas kesehatan) di Puskesmas Lindu masih siaga penyebaran wabah itu dengan intens sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di desa-desa lain, supaya kejadiannya tidak berulang," jelas Epin melalui sambungan telepon, Minggu (26/1/2020).
Sebelumnya sebanyak 123 warga Desa Anca terserang diare dalam waktu hampir bersamaan sejak Minggu 12 Januari hingga Senin 13 Januari 2020 lalu. Keluhan ratusan warga itu sama, yakni BAB disertai mual dan muntah yang relatif lama.