Liputan6.com, Denpasar - Seorang pria yang belum diketahui identitasnya meregang nyawa secara mengenaskan. Ia tewas di tangan massa. Ya, ia digebuki secara tak berperikemanusiaan. Penyebabnya adalah, ia dituduh mencuri helm.
Peristiwa yang viral itu terjadi ada Kamis 24 Januari 2020 di Monumen Bom Bali Ground Zero, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Video aksi main hakim sendiri berujung kematian beredar luas di media sosial. Dari video yang beredar, pria yang hanya mengenakan celana pendek itu tangannya telah diikat. Ia kemudian berusah berontak melepaskan diri.
Ikatannya terlepas. Rupanya ia kesal telah dipukul seorang warga. Saat berontak dan berusaha melawan orang yang memukulnya itu lah beberapa pria berbadan tegap mencoba membekuk korban. Saat dilumpuhkan, beberapa kali dada, kepala dan lehernya mendapati tendangan. Injakan terakhir di bagian leher kanan, pria yang dituduh mencuri helm itu langsung tak sadarkan diri.
Baca Juga
Advertisement
Dikonfirmasi mengenai peristiwa ini, Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu I Putu Ika Prabawa membenarkannya. Akibat peristiwa penganiyaan yang dialaminya, pria tertuduh mencuri helm itu meninggal dunia dalam perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, Sabtu (25/1/2020).
Menurut Ika, korban belum bisa disimpulkan sebagai pencuri helm. Polsek Kuta mendalami kasus itu. Terlepas dari benar atau tidaknya korban melakukan pencurian, yang pasti kini muncul kasus pidana baru (kasus kematian korban).
"Tuduhan korban melakukan pencurian belum bisa dibuktikan. Sebab dari pemeriksaan rekaman CCTV di sepanjang Jalan Legian, pelaku terlihat seperti orang linglung. Mens rea-nya (gelagat atau niat seseorang melakukan tindak pidana) belum dapat kami temukan," kata Ika, Minggu (26/1/2020).
Terkait tuduhan pencurian tersebut, Ika menyebut belum menemukan bukti. Adapun dari rekaman CCTV di sepanjang Jalan Legian menunjukan pria tersebut linglung.
Ika mengungkapkan pihaknya masih menunggu proses penyelesaian laporan resmi dari keluarga korban. "Ada langkah hukum dari keluarga korban. Saat ini sedang kita proses. Untuk identitas lengkap korban akan disampaikan setelah semuanya rampung," dia menegaskan.