Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan perlindungan dan pencegahan penyebaran virus Corona yang menewaskan puluhan orang di China.
Saat ini, kebijakan yang telah diambil Kemenhub selaku regulator adalah menutup rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China, dimana identifikasi virus Corona pertama kali mencuat di sana.
Lalu langkah apa lagi yang akan dilakukan Kemenhub dalam mencegah penyebaran virus ini?
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan terkait penanganan wabah virus Corona, termasuk pertimbangan menutup rute kota lain di China yang terindikasi telah terinfeksi virus mematikan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Kami akan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan terhadap perkembangan di sana. Di satu sisi, kami lakukan kegiatan preventif menangkal hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Menhub di Tangerang, Minggu (26/1/2020).
Menhub juga menyebutkan, status penyebaran virus Corona di Wuhan juga masih sangat krusial, sehingga dalam beberapa minggu atau bulan ke depan rute penerbangan belum dapat dipastikan.
Sementara, dirinya menegaskan jika rute dari dan ke Wuhan sudah benar-benar ditutup.
"Kalau Wuhan, sudah clear tidak ada penerbangan dari dan ke Wuhan. Kemarin Lion Air sempat mau kembalikan penumpang, tapi sudah enggak bisa," ujar Menhub.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wabah Virus Corona, Bagaimana Nasib Pelaut Indonesia di Kapal China?
Mewabahnya virus Corona di Wuhan, China, hingga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia membuat banyak pihak semakin dihantui kekhawatiran.
Rute-rute penerbangan yang terhubung dengan Wuhan terpaksa dibatalkan. Hal itu untuk mencegah terjadinya penularan virus Corona agar tidak masuk ke Indonesia lewat perhubungan jalur udara.
Namun bagaimana dengan perhubungan jalur laut?
Hal ini menjadi sorotan Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi. Walaupun tidak tahu data pastinya, Siswanto menyebut jumlahnya sangat banyak mencapai ribuan.
“Pemerintah saya lihat belum mengeluarkan pernyataan soal nasib pelaut kita yang bekerja di kapal berbendera China, apakah aman dari virus Corona atau tidak. Inikan jadi indikasi kalau pelaut itu cenderung dianak tirikan dibanding kelas pekerja lain atau mahasiswa," ujar Siswanto, sebagaimana ditulis pada Minggu (26/1/2020).
Baca Juga
Menurutnya, pemerintah harus segera mengidentifikasi apakah virus Corona sudah menginfeksi pelaut Indonesia, apakah para pelaut pernah terhubung dengan China atau tidak dan lainnya.
"Karena kan kita juga belum tahu, pelaut kita yang bekerja di kapal berbendera China pernah ke Wuhan atau tidak, atau berinteraksi dengan pelaut China asal Wuhan atau tidak? Jadi ini harus diidentifikasi oleh pemerintah, apalagi menularnya virus ini sangat cepat,” ungkap Siswanto.
Dirinya melanjutkan, pelaut dilindungi oleh berbagai organisasi internasional seperti ILO, ITF (The International Transport Workers' Federation-red), dan IMO, sehingga pemerintah harus benar-benar memperhatikan nasib kesehatan pelaut.
"Jadi pemerintah Indonesia janganlah menutup mata. Giliran PRT (Pembantu Rumah Tangga) diurus, pesawat pesawat lebih diperhatikan, tapi pelaut sama sekali tidak,” tandasnya.
Advertisement
Cegah Virus Corona, Maskapai Penerbangan Bersih-bersih Pesawat hingga Bagikan Masker
Maskapai Sriwijaya Air dan Lion Air mengambil langkah antisipasi seiring merebaknya Virus Corona. Jajaran Direksi Sriwijaya Air menggelar aircraft cleaning atau bersih-bersih pesawat untuk membuat maskapai steril dari virus penyakit jahat seperti corona yang kini tengah menggegerkan publik dunia.
Aircraft cleaning ini dilakukan di Bandar Udara International Soekarno-Hatta, Tangerang, selama periode Tahun Baru Imlek 2020 sebagai upaya menjaga standar kebersihan setiap pesawat dan mempertahankan level laik sanitasi.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena menjelaskan bahwa hal ini adalah komitmen Sriwijaya Air untuk senantiasa menjaga kebersihan demi kenyamanan selama penerbangan.
"Dalam sebuah penerbangan, kami sadari bahwa setiap penumpang pesawat memiliki tingkat sensitifitas berbeda-beda, entah itu terhadap debu, sampah bahkan virus penyakit. Untuk itu, jajaran direksi menekankan pentingnya program aircraft cleaning yang secara rutin telah dijalankan oleh tim Sriwijaya Air Group," kata dia, Sabtu (25/1/2020).
Jefferson melanjutkan, program aircraft cleaning ini juga dilaksanakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek yang arus mudiknya terjadi pada 23-24 Januari 2020 serta arus baliknya pada 26 Januari 2020.
"Ini dilakukan sehingga seluruh armada Sriwijaya Air berada dalam performa yang prima di periode sibuk ini," ujar Jefferson.