Cerita Mahasiswa Unesa Penerima Beasiswa di Wuhan

Mahasiswa Unesa penerima beasiswa menyatakan, kalau pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak KBRI.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jan 2020, 12:00 WIB
Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China melakukan lockdown kota Wuhan karena dianggap menjadi pusat Virus Corona baru. Hal ini membuat akses keluar masuk Wuhan ditutup, termasuk transportasi publik juga berhenti beroperasi.

Akses terbatas tersebut juga berdampak terhadap aktivitas mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Wuhan. Termasuk sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) penerima beasiswa Mandarin Unesa (Confucius Institute).

Ada sekitar 12 mahasiswa Unesa penerima beasiswa antara lain Confucius Institute antara lain empat orang penerima beasiswa satu semester, empat orang beasiswa satu tahun, satu orang beasiswa full S2 dan tiga penerima beasiswa S2 yang mendapatkan beasiswa pemerintah China.

Mahasiswa Unesa Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin, Nathania memastikan mahasiswa Unesa di Wuhan dalam keadaan sehat. Para mahasiswa tersebut juga selalu berkoordinasi dengan pihak KBRI.

"Situasi Wuhan masih kurang lebih sama seperti yang sudah diberitakan. Transportasi diberhentikan sementara. Tapi untuk kondisi kami semua baik-baik saja dan masih koordinasi dengan KBRI,"tutur Nathania, saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Minggu, 26 Januari 2020.

Ia menuturkan, pemerintah dan KBRI terus memantau perkembangan mahasiswa Indonesia. Diperkirakan sekitar 93 mahasiswa Indonesia di Wuhan termasuk mahasiswa Unesa. Nathania menceritakan, saat ini masih libur kuliah lantaran ada tahun baru China dan libur akhir semester. Akan tetapi, pihaknya menghindari keramaian. Selain itu, jika tidak ada keperluan mendesak maka tidak akan keluar ruangan untuk memperkecil risiko.

"Pihak kampus mengatakan kepada kami sebaiknya untuk menghindari tempat-tempat yang penuh keramaian. Tempat teraman saat ini berada di kampus,” kata Nathania yang menerima beasiswa satu tahun dari Confucius Instute.

Nathania menuturkan, kalau saat ini bentuk pencegahan virus corona dilakukan dengan memberikan masker gratis, cek suhu badan dengan termometer setiap hari, dan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

"Pemerintah, kampus, PPIT Wuhan, dan KBRI selalu berkoordinasi dengan kami mahasiswa, kami percaya mereka sedang melakukan yang terbaik," ujar Nathania.

Ia mengakui, persediaan logistik sedikit sulit karena berhubungan dengan hari libur tahun baru China atau Imlek. Banyak toko tutup dan hanya buka di jam-jam tertentu karena libur panjang. Akan tetapi, pihak KBRI dan PPIT Wuhan membantu persediaan logistik makanan.

"Logistik dan masker semuanya masih aman tersedia meskipun agak sedikit mahal untuk biaya kebutuhan makan. KBRI dan PPIT Wuhan sudah berusaha untuk membantu persediaan logistik makanan untuk kami,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Harapan Mahasiswa

Universitas Negeri Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Mahasiswa Unesa Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin, Aprilia Maharani menuturkan, pihaknya diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar kampus dan asrama atau dormitory. Pihaknya masih dapat keluar untuk sekadar belanja kebutuhan makanan tetapi tetap harus memakai masker. Pihaknya juga masih mendapatkan makanan dari sejumlah toko yang buka.

Aprilia menceritakan, pihak kampus juga sudah membagikan masker gratis untuk mahasiswa beserta sabun cuci tangan.

"Di sini masih ada 2-3 toko di sekitar kampus yang masih buka, jadi bahan makanan masih bisa didapat," kata dia.

Ia menuturkan, kondisi mahasiswa Indonesia di Wuhan juga semua sehat. Aprilia yang sejak September 2019 berada di Wuhan ini juga sedang bersama dengan teman-teman lainnya. 

Untuk mengatasi aktivitas yang berkurang di luar dan mengurangi rasa bosan, Aprilia menuturkan, ia bersama teman-teman nonton film dan masak bersama.

"Kami biasanya nonton film bareng, masak, main PS, main uno biar tidak bosan,” tutur dia.

Aprilia pun mengharapkan semoga ada langkah terbaik yang bisa dilakukan KBRI dan Kementerian Luar Negeri untuk mahasiswa yang masih tinggal di Wuhan. "Kami semua di sini masih menunggu dengan tenang dan sabar," tutur dia.

Nathania juga berharap agar keluarga dan teman-teman tidak mudah percaya kabar yang simpang siur.  Ia menuturkan, kalau mahasiswa Indonesia di Wuhan dalam keadaan baik.

"Kami berharap mendapatkan kabar baik dari pemerintah setempat, KBRI dan PPTI Wuhan. Kami berharap segera ditemukan obatnya," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya