Selain Corona, 5 Virus Ini Juga Gemparkan Dunia

Virus corona yang berasal dari Wuhan, China telah menggemparkan dunia. Semua negara mewaspadai ini mewabah. Namun begitu, virus lain juga sempat menggemparkan dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2020, 06:42 WIB
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Liputan6.com, Jakarta - Virus corona yang berasal dari Wuhan, China telah menjadi hal yang perlu diantisipasi bagi negara di dunia. Diketahui virus ini telah menginfeksi 571 orang dan menyebabkan 17 kematian, dikutip dari laman Channelnewsasia, Kamis, 23 Januari 2020.

Virus Corona yang menyebabkan pneumonia ini pun dikabarkan telah sampai ke beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Baru-baru ini Indonesia pun sempat digegerkan dengan pasien terduga suspect virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara dengan hasil uji laboratorium yang negatif pada Sabtu, 25 Januari 2020.

Dalam sejarahnya, selain virus corona ada beberapa virus yang sempat menggegerkan dunia, seperti flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1.

Berikut ini virus yang sempat menggegerkan dunia yang dihimpun oleh tim Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


SARS

Penyakit SARS (Sumber: iStockphoto)

SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome salah satu jenis penyakit pneumonia atau radang paru-paru. SARS pertama kali ditemukan menyebar di China pada November 2002.

Pada Februari 2003 SARS pertama kali dilaporkan di Asia. Penyakit ini menyebar ke lebih dari 20 negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia. Menurut data CDC setelah tahun 2004, belum ada kasus SARS yang diketahui dilaporkan di negara mana pun di dunia.

Virus ini merupakan virus penyebab flu yang menyerang manusia. Sumber virus SARS sendiri disebut-sebut adalah kelelawar dan musang. Virus ini dapat tersebar melalui sistem pernapasan kedua hewan tersebut, sehingga apabila manusia menghirup udara yang mengandung virus SARS, manusia dapat terserang penyakit tersebut. Mengutip laman CDC, SARS termasuk jenis coronavirus yang menjangkiti manusia.

 


Flu Burung

Ilustrasi flu burung (Sumber: Istockphoto)

Flu burung termasuk ancaman penyakit menular yang mewabah pada 2004. Di Indonesia, kasus flu burung disebabkan oleh virus H5N1. Sejak 2013, telah dilaporkan 199 kasus flu burung dengan tingkat kematian 167 kasus. Ada jenis flu burung lain yang juga harus diwaspadai masyarakat Indonesia, yaitu virus H7N9.

Pada tahun 2019 Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan dalam keterangan rilisnya, bahwa setelah merebaknya flu burung, Indonesia menjadi salah satu kantung atau hotspot penyakit zoonosis.

“Indonesia adalah salah satu kantung/hotspot penyakit zoonosis dan PIB di Kawasan Asia, terutama setelah merebaknya wabah Avian Influenza (AI)/flu burung pada tahun 2003,” ujar Fadjar dalam keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat, 21 Juni 2019.

Akibat wabah (outbreak) flu burung yang pernah terjadi di Indonesia, negara harus menanggung beban ekonomi sampai Rp 5 triliun. Dampak tersebut juga memengaruhi perdagangan dan pariwisata.

 


Flu Babi Afrika

Ilustrasi flu babi (Sumber: Istockphoto)

Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) merupakan virus yang tidak berbahaya bagi manusia, tetapi mematikan untuk babi peternak maupun babi hutan. Sejauh ini, belum ada vaksin yang mampu mencegah penularan virus tersebut.

Potensi penyebaran virus ASF selain dari sampah pesawat juga oleh manusia. Ketika manusia berdekatan dengan babi, maka virus tersebut dapat menempel di tubuh dan menyebar ke babi yang lain.

Di Indonesia sendiri flu babi mencuat sejak awal November 2019, ketika ribuan ternak babi di Sumatera Utara mendadak mati. Babi-babi tersebut diduga terinfeksi virus ASF berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Balai Veteriner Medan.

Flu babi ini pun pernah ditemukan di Korea Selatan di sebuah peternakan di Paju, sebuah kota di Propinsi Gyeonggi. Dilansir dari Channel News Asia pada Kamis, 19 September 2019, Kim Hyeon-soo, Menteri Pertanian Korsel mengungkapkan sekitar 4 ribu babi di peternakan itu akan dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus.

 


Ebola

Salah satu wabah Ebola terburuk di dunia meneror Republik Demokratik Kongo selama 2018 (AP/Al-hadji Kudro Maliro)

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Ebola berasal dari keluarga virus Filoviridae. Sebuah penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Virus mematikan yang ditemukan hampir 40 tahun lalu ini, muncul kembali di tahun 2018 di Kongo, Afrika Tengah. Bahkan korban tewas lebih dari 27 orang sejak April 2018.

Ebola sangat menular dan mengancam nyawa. Sekitar 90% dari pasien yang terinfeksi penyakit ini tidak dapat bertahan hidup. Alasan yang membuat virus ebola sangat menakutkan adalah kemampuannya berkembang biak. Virus ini dapat menggumpalkan sel darah, sehingga menghambat aliran darah menuju organ lain.

 


Cacar Monyet

Waspada Cacar Monyet Yang Ditularkan Hewan Liar

Cacar monyet atau Monkeypox, menjadi topik hangat di tahun 2019 usai Singapura mengumumkan kasus ini untuk pertama kalinya. Pada awal Mei 2019 lalu seorang Warga Negara Nigeria positif terinfeksi penyakit ini saat mengikuti lokakarya di Negeri Singa.

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan dari binatang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi ketika berdekatan maupun mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi seperti disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin Laksmi Duarsa Anggari Putri.

Monkeypox adalah penyakit langka yang ditularkan ke manusia dari hewan terutama di Afrika Tengah dan Barat. Proses perpindahan virus terjadi saat seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi seperti tikus. Penularan "dari manusia ke manusia", dapat terjadi karena adanya kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan penderita. Selain itu, bisa pula disebabkan karena terkontaminasi oleh cairan pasien yang terinfeksi.

(Okti Nur Alifia)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya