Liputan6.com, Geneva- Virus Corona jenis baru telah merenggut 80 nyawa di China. Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun akan mengunjungi China untuk mengetahui langsung situasi wabah Virus Corona.
Kunjungan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ke China di umumkan via Twitter. Ia akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah dan para ahli kesehatan dalam tanggapan mengenai penanganan virus corona.
Advertisement
Tedros mengatakan, timnya akan berupaya untuk memahami perkembangan terbaru di China dan memperkuat kerja sama bersama mereka dalam penyediaan lebih lanjut, untuk perlindungan terhadap wabah, seperti dikutip dari Xinhua, Senin (27/1/2020).
Otoritas kesehatan China mengumumkan pada Senin dini hari, bahwa kasus pneumonia telah mencapai 2.744 kasus, yang telah dikonfirmasi sebagai akibat dari Virus Corona baru bernama 2019-nCoV. China juga mengumumkan jumlah termasuk 461 pasien yang dalam kondisi kritis.
Sedangkan hinga Senin pagi, jumlah kematian dari situasi pneumonia telah mecapai 80 orang, 51 pasien yang telah pulih, dan 5.794 yang masih berstatus pasien yang dicurigai.
Saksikan Video Berikut Ini:
Bekerja 24 Jam
Tedros menambahkan, dalam mendukung orang-orang di China selama masa sulit ini, mereka akan terus bekerja selama 24 jam dan akan terus berhubungan dekat dengan negara-negara yang terkena dampak.
WHO juga akan terus mengabarkan semua negara tentang situasi dan memberikan panduan khusus tentang apa yang harus dilakukan untuk menangani.
Jaringan pakar global telah diaktifkan oleh WHO, yang dengan cepat memberikan saran untuk negara-negara manapun, dan upayakan untuk terus bekerja sama dengan mereka agar bisa terus aktif memantau respons, kata Tedros.
Advertisement
Alokasikan dana Rp 37 Miliar
Perencana ekonomi top China juga telah mengumumkan bahwa mereka telah mengalokasikan dana sebesar 300 juta yuan (sekitar Rp 37 miliar) untuk mendukung usaha Wuhan dalam pencegahan virus corona baru (2019-nCoV).
Digunakan untuk pembangunan dua rumah sakit, dana tersebut dialokasikan dari investasi anggaran pusat negara, juga untuk menyediakan perawatan medis bagi para pasien yang terinfeksi virus baru tersebut, menurut National Development and Reform Commission.