Kejar Ketertinggalan, Konsumsi Listrik per Kapita Ditargetkan Naik Jadi 1.408 kWh

Konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia Tenggara yang maju.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Jan 2020, 17:15 WIB
Pekerja memantau Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). Pemasangan terafo tersebut diperuntukan untum perkuatan sistem kelistrikan Jakarta-Banten. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan konsumsi listrik masyarakat meningkat jadi 1.408 kilo Watt hour (kWh) per kapita dalam 5 tahun ke depan. Hal ini untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, realisasi konsumsi listrik per kapita pada 2019 sebesar 1.084 per kWh per kapita. Tahun ini ditargetkan meningkat menjdi 1.142 per kWh per kapita kemudin ditargetkan terus meningkat ‎hingg 1.408 per kWh per kapita.

"Target konsumsi listrik harus 1.408 kWh per kapita," kata Arifin, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Target konsumsi listrik per kapita terus ditingkatkan, sebab konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia Tenggara yang maju.

"Dibandingkan negara-negara Asean yag dikatakan maju, kita mulai agak tertinggal," tuturnya.

Menurut Arifin, ‎sejumah upaya disiapkan untuk menggenjot konsumsi listrik per kapita. Salah satunya meningkatkan program kelistrikan di wilayah Indonesia Timur dan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mempermudah kendaraan listrik mengisi energi.

"Perlu dilakukan program-program keseimbangan listrik, khususnya ‎penambahan SPKLU target 2024 1.558 unit," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Target Rasio Elektrifikasi 99,9 Persen di 2019 Tak Tercapai

Sejumlah petugas melakukan pengecekan daya listrik di kawasan Gardu Induk Karet Lama, Jakarta, Senin (25/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) gagal mencapai target pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) 99,9 persen pada 2019. Sedangkan pada tahun ini ditargetkan mencapai 100 persen.

Dikutip dari data Kementerian ESDM, Senin (13/1/2020), realisasi rasio elektrifikasi ‎mencapai 98,89 persen, sementara instansi yang dipimpin Arifin Tasrif tersebut menargetkan rasio elektrifikasi pada 2019 mencapai 99,9 persen.

Dari 34 provinsi di Indonesia, rasio elektrifikasi 29 provinsi sudah di atas 95 persen, 4 provinsi rasio elektrifikasinya berada di level 90 hingga 95 persen yaitu Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua, serta 1 provinsi berada di level 80 sampai 90 persen yaitu Nusa Tenggara Timur. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, ‎realisasi rasio elektrifikasi nasional pada bulan September 2019 mencapai angka 98,86 persen. Sementara target yang dipasang sampai akhir tahun ini sebesar 99 persen. Target tersebut bisa tercapai jika 1,1 juta rumah tangga sudah ‎terpasang listrik.

"Rasio elektrifikasi sampai September 2019 naik sekitar 0,56 persen dari Desember tahun 2018," kata Rida.

Menurutnya, untuk mencapai target rasio elektrifikasi sebesar 99,9 persen sampai akhir 2019, harus ada 1.103.859 rumah tangga yang harus dilistriki.

Dari sekitar 1,1 juta rumah tangga tersebut, berdasarkan Basis Data Terpadu Badan Pusat Statistik (BPS) dan hasil verifikasi PT PLN (Persero), 710.008 rumah tangga diantaranya merupakan masyarakat tidak mampu, namun sudah ada jaringan listrik dilingkungan rumah mereka.

"Rumah tangga itu tidak dapat membayar sambungan pasang baru karena ketidakmampuan ekonomi," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya