Menteri Teten Dapat Tugas Bikin Model Bisnis yang Sejahterakan Petani

Di Indonesia rata-rata pertanian itu dikelola secara perorangan dan dengan lahan yang sempit.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Jan 2020, 18:45 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) memberi keterangan saat konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Teten menyatakan pihaknya bertekad membawa produk-produk UMKM masuk ke dalam rantai pasok global (global value chain). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengungkapkan bahwa dirinya dengan Kementerian Pertanian diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat model bisnis dalam beberapa komoditi.

"Pak Presiden, meminta kami berdua (Kementrian Pertanian dan Kementrian Koperasi dan UKM), membuat model bisnis dalam beberapa komoditi dan kemudian dikembangkan di berbagai daerah," kata Teten, usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2020, di Hotel Bidakara,Jakarta, Senin (27/1/2020).

Hari ini, Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementan telah menandatangani kerja sama, terkait pengelolaan organisasi tani.

Menurutnya, di Indonesia rata-rata pertanian itu dikelola secara perorangan dan dengan lahan yang sempit, sehingga muncul isu tidak efisien, kontinuitas kesinambungan produk, kesejahteraan petani dan lainnya.

"Oleh karena itu kami mengembangkan model konsolidasi lahan, konsolidasi petani yang berhimpun dalam satu koperasi untuk menanam komoditi tertentu dalam skala bisnis," ujarnya.

 


Kerja Sama Penting

Menkop UKM Teten Masduki (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Maka pentingnya kerjasama antar kementerian supaya bisa mengonsolidasi seluruh sumber daya pertanian, mulai dari subsidi pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), pembangunan infrastruktur pertanian dan rantai pasok.

Dengan begitu masalah-masalah pertanian, seperti produktivitas bisa teratasi.

"Kami akan coba bisnis model koperasi beras di Demak, dan ada juga beberapa model koperasi untuk ternak domba dan hortikultura," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya