Taspen Investasi Saham di 51 Emiten, Ini Daftarnya

Taspen mencatat pertumbuhan pendapatan investasi sebesar 19,08 persen atau sekitar Rp 1,46 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2020, 19:00 WIB
Direksi PT Taspen (Persero) melakukan konferensi pers di kantor pusat, Jakarta, Senin (27/1/2020). (Anggun/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Taspen (Persero) mencatat pertumbuhan pendapatan investasi sebesar 19,08 persen atau sekitar Rp 1,46 triliun menjadi Rp 9,11 triliun pada 2019. Angka pendapatan investasi pada tahun sebelumnya tercatat Rp 7,65 triliun.

Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih mengatakan, pendapatan invetasi pada 2019 disumbang oleh beberapa instrumen investasi antara lain surat utang atau obligasi, saham dan reksadana. Untuk saham, perusahaan tersebut memilih 51 emiten.

"Dalam proses pemilihan saham untuk alokasi investasi, kami selalu mengutamakan aspek makro ekonomi, fundamental, prospek bisnis, likuiditas, dan valuasi perusahaan yang wajar dan seksama serta memperhitungkan pula faktor teknikal," ujarnya di Gedung Taspen, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.

Porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen di mana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah. Kemudian, deposito 18,7 persen di mana sebagian besar ditempatkan di bank BUMN.

Adapun sisanya berupa investasi langsung 2,2 persen, saham 4,9 persen dan reksa dana 6,7 persen di mana reksadana saham hanya sebesar 1,3 persen.

Untuk investasi di saham, Taspen memilih saham-saham emiten yang sebagian besar terdaftar pada indeks LQ-45 dan didominasi oleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip.

Pada instrumen reksadana, Taspen berinvestasi melalui maksimum 15 Manajer Investasi yang memiliki dana kelolaan di atas Rp 4 triliun hingga sekitar Rp 50 triliun. Selain itu, Manajer Investasi tersebut 90 persen di antaranya menduduki peringkat 15 besar.

"Tim analis investasi kami jumlahnya dua kali lebih banyak dari tim lain, untuk antisipasi instrumen investasi. Apakah kita harus ambil instrumen itu? Terus apa mesti ambil instrumen lain. Itu menentukan alokasi investasi kami dan itu terbukti baik, waktu teman-teman kami kena problem, strategi kami terbukti hasilkan hasil yang baik," paparnya.

 


Daftar 51 Emiten

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun 51 emiten yang mendapat investasi dari Taspen antara lain:

1. PT Bank Central Asia

2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

4. PT Bank Mandiri (Persero)

5. PT Unilever Indonesia

6. PT Astra International

7. PT HM Sampoerna

8. PT Bank Negara Indonesia

9. Indofood CBP

10. PT Gudang Garam

11. PT United Tractors

12. PT Kalbe Farma

13. PT Semen Indonesia (Persero)

14. PT Indocement Tunggal Prakarsa

15. PT Indofood Sukses Makmur

16. PT Perusahaan Gas Negara

17. PT Adaro Energy

18. PT Mayora Indah

19. PT Jasa Marga (Persero)

20. PT Bukit Asam

21. PT Astra Agro Lestari

22. PT Pakuwon Jati

23. PT Bumi Serpong Damai

24. PT Bank Tabungan Negara (Persero)

25. PT Surya Citra Media

26. PT Aneka Tambang

27. PT Waskita Karya (Persero)

28. PT Ciputra Development

29. PT Wijaya Karya (Persero)

30. PT Mitra Adiperkasa

31. PT Garuda Indonesia (Persero)

32. PT BPD Jawa Timur

33. PT PP London Sumatra Indonesia

34. PT Pembangunan Perumahan (Persero)

35. PT Waskita Beton Precast

36. PT Timah

37. PT Eagle High Plantations

38. PT Garuda Maintenance Facility

39. PT Sampoerna Agro

40. PT Adhi Karya (Persero)

41. PT Wijaya Karya Beton

42. PT Harum Energy

43. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung

44. PT PP Presisi

45. PT Bekasi Fajar Industrial Estate

46. PT Steel Pipe Industry

47. PT Jasa Armada Indonesia

48. Erajaya Swasembada

49. Krakatau Steel

50. PT PP Properti Tbk

51. Semen Baturaja

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya