Liputan6.com, Jakarta - PT Taspen (Persero) mencatat pertumbuhan pendapatan investasi sebesar 19,08 persen atau sekitar Rp 1,46 triliun menjadi Rp 9,11 triliun pada 2019. Angka pendapatan investasi pada tahun sebelumnya tercatat Rp 7,65 triliun.
Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih mengatakan, pendapatan invetasi pada 2019 disumbang oleh beberapa instrumen investasi antara lain surat utang atau obligasi, saham dan reksadana. Untuk saham, perusahaan tersebut memilih 51 emiten.
Advertisement
"Dalam proses pemilihan saham untuk alokasi investasi, kami selalu mengutamakan aspek makro ekonomi, fundamental, prospek bisnis, likuiditas, dan valuasi perusahaan yang wajar dan seksama serta memperhitungkan pula faktor teknikal," ujarnya di Gedung Taspen, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.
Porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen di mana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah. Kemudian, deposito 18,7 persen di mana sebagian besar ditempatkan di bank BUMN.
Adapun sisanya berupa investasi langsung 2,2 persen, saham 4,9 persen dan reksa dana 6,7 persen di mana reksadana saham hanya sebesar 1,3 persen.
Untuk investasi di saham, Taspen memilih saham-saham emiten yang sebagian besar terdaftar pada indeks LQ-45 dan didominasi oleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip.
Pada instrumen reksadana, Taspen berinvestasi melalui maksimum 15 Manajer Investasi yang memiliki dana kelolaan di atas Rp 4 triliun hingga sekitar Rp 50 triliun. Selain itu, Manajer Investasi tersebut 90 persen di antaranya menduduki peringkat 15 besar.
"Tim analis investasi kami jumlahnya dua kali lebih banyak dari tim lain, untuk antisipasi instrumen investasi. Apakah kita harus ambil instrumen itu? Terus apa mesti ambil instrumen lain. Itu menentukan alokasi investasi kami dan itu terbukti baik, waktu teman-teman kami kena problem, strategi kami terbukti hasilkan hasil yang baik," paparnya.
Daftar 51 Emiten
Adapun 51 emiten yang mendapat investasi dari Taspen antara lain:
1. PT Bank Central Asia
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
4. PT Bank Mandiri (Persero)
5. PT Unilever Indonesia
6. PT Astra International
7. PT HM Sampoerna
8. PT Bank Negara Indonesia
9. Indofood CBP
10. PT Gudang Garam
11. PT United Tractors
12. PT Kalbe Farma
13. PT Semen Indonesia (Persero)
14. PT Indocement Tunggal Prakarsa
15. PT Indofood Sukses Makmur
16. PT Perusahaan Gas Negara
17. PT Adaro Energy
18. PT Mayora Indah
19. PT Jasa Marga (Persero)
20. PT Bukit Asam
21. PT Astra Agro Lestari
22. PT Pakuwon Jati
23. PT Bumi Serpong Damai
24. PT Bank Tabungan Negara (Persero)
25. PT Surya Citra Media
26. PT Aneka Tambang
27. PT Waskita Karya (Persero)
28. PT Ciputra Development
29. PT Wijaya Karya (Persero)
30. PT Mitra Adiperkasa
31. PT Garuda Indonesia (Persero)
32. PT BPD Jawa Timur
33. PT PP London Sumatra Indonesia
34. PT Pembangunan Perumahan (Persero)
35. PT Waskita Beton Precast
36. PT Timah
37. PT Eagle High Plantations
38. PT Garuda Maintenance Facility
39. PT Sampoerna Agro
40. PT Adhi Karya (Persero)
41. PT Wijaya Karya Beton
42. PT Harum Energy
43. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung
44. PT PP Presisi
45. PT Bekasi Fajar Industrial Estate
46. PT Steel Pipe Industry
47. PT Jasa Armada Indonesia
48. Erajaya Swasembada
49. Krakatau Steel
50. PT PP Properti Tbk
51. Semen Baturaja
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement