Dirut Taspen Klaim Investasi Perusahaan Aman

Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income).

oleh Athika Rahma diperbarui 27 Jan 2020, 19:45 WIB
Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S Kosasih. (Athika/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S Kosasih menyatakan strategi dan kebijakan Taspen dalam mengelola investasi dijamin aman dan prudent.

Menurutnya, perusahaan selalu melakukan investasi dengan prudent, berhati-hati dan aman dengan memperhitungkan tingkat risiko, kondisi pasar, likuiditas, imbal hasil dan pencadangan yang konservatif demi kesejahteraan peserta.

"Di tengah kondisi pasar yang sangat volatile, kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan memprioritaskan keamanan investasi untuk mencapai manfaat yang optimal bagi para peserta. Hal tersebut menyebabkan kami berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2019," ujar Kosasih di Menara Taspen, Senin (27/1/2020).

Lanjut Kosasih, mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.

Kemudian, porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen, di mana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah dan deposito 18,7 persen di mana sebagian besar ditempatkan di bank BUMN.

Sisanya berupa investasi langsung sebesar 2,2 persen, saham 4,9 persen, dan reksa dana 6,7 persen. Porsi reksadana saham perusahaan ialah 1,3 persen dengan seleksi pemilihan Manajer Investasi yang sangat ketat.

"Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang sangat rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik," tutur Kosasih.

 


Komposisi Kepemilikan Saham

Direksi PT Taspen (Persero) melakukan konferensi pers di kantor pusat, Jakarta, Senin (27/1/2020). (Anggun/Merdeka.com)

Lebih lanjut, Kosasih juga menyatakan akan memperhatikan komposisi kepemilikan saham dengan baik ke depannya. Nantinya, portofolio saham akan seimbang dan tidak berat di satu industri saja.

"Ada industri-industri yang tahun ini harusnya oke, jadi bisa ditambah. Ada juga yang rada suram, mungkin kita kurangi. Kita akan bagi portofolio kita biar nggak heavy (berat) di satu industri. Tahun lalu berat di infrastruktur, jadi tahun ini mungkin nggak akan nambah terlalu banyak," tuturnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya