Liputan6.com, Los Angeles - Ara Zobayan merupakan pilot yang membawa helikopter nahas di Calabasas, California, Amerika Serikat pada Minggu (26/1/2020) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Kecelakaan itu menewaskan legenda NBA dan LA Lakers, Kobe Bryant dan anaknya, Gianna.
Helikopter Sikorsky S-76B milik Kobe Bryant itu berangkat dari Bandara John Wayne, Orange County, Minggu (26/1/2020) pukul 09.06 waktu setempat. Pukul 09.47, seluruh penumpang dinyatakan meninggal di tempat.
Advertisement
Sebelum helikopter jatuh dan meledak, Zobayan menghubungi pengontrol lalu lintas udara (ATC) terkait cuaca yang dihadapinya. Pukul 09.30, pilot asal Armenia tersebut meminta izin menambah ketinggian helikopter untuk melewati lapisan kabut yang bisa membahayakan penerbangan.
Namun, ATC memberi peringatan kalau helikopter masih terbangterlalu rendah. Dengan ketinggian itu, radar ATC tidak dapat menangkap posisi helikopter di area berbukit di wilayah Calabasas.
Pada pukul 09.40 pagi, helikopter dilaporkan berusaha naik ke ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Helikopter kemudian kembali menukik pada ketinggian 426 meter dan terjatuh ke sisi perbukitan.
Kobe Bryant tewas saat usianya 41 tahun.
Saksikan video terkait tewasnya Kobe Bryant di Bawah Ini
Fakta soal Ara Zobayan
Mengutip dari Daily Mail, Ara Zobayan bukanlah pilot biasa. Hal itu dikatakan oleh sahabat Zobayan, yakni Jared Yochim.
"Dia adalah pilot yang luar biasa, seorang instruktur, pilot charter, dan pria yang hebat. Dia bukan pilot helikopter yang egois dan sangat jujur," ucap Yochim.
"Zobayan mampu mempengaruhi banyak orang dengan cara yang positif. Hampir dari pekerjaannya, dia tidak membuat kesalahan," katanya menambahkan.
Advertisement
Kobe Bryant Menyukai Helikopter
Kobe Bryant sangat menyukai bepergian dengan helikopter ketimbang mobil pribadi. Pasalnya, dia tidak mau terjebak dalam kemacetan parah yang ada di Los Angeles.
Kemacetan tersebut membuat Kobe Bryant sering terlambat latihan dan kehilangan waktu untuk bermain bersama anak-anaknya.