Rupiah Masih Tertekan Kekhawatiran Dampak Virus Corona

Jika dihitung dari awal tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mampu menguat 1,54 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Jan 2020, 11:15 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelemahan rupiah ini masih dipengaruhi oleh kekhawatiran dampak virus Corona.

Mengutip Bloomberg, Selasa (28/1/2020), rupiah dibuka di angka 13.621 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.615 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.621 per dolar AS hingga 13.652 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,54 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.647 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.612 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah terdampak kekhawatiran pasar akan wabah virus corona di China.

"Virus corona masih menjadi kekhawatiran pasar, tapi menurunnya yield atau tingkat imbal hasil obligasi AS, terutama tenor 10 tahun, ke level terendah sejak 10 Oktober 2019 di 1,6 persen, bisa mendorong penguatan kembali nilai tukar emerging markets termasuk Indonesia," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sentimen The Fed

Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Ariston, penurunan imbal hasil obligasi AS itu karena pembelian yang masif yang disebabkan virus corona dan juga karena ekspektasi kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve yang masih longgar di 2020.

The Fed akan memberikan keputusan mengenai kebijakan moneternya pada Rabu 29 Januari waktu setempat.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran 13.600 per dolar AS hingga 13.640 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya