Virus Corona Pukul Industri Pariwisata Dunia

Wabah virus corona mulai berdampak pada industri pariwisata dunia, termasuk ke Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 14:25 WIB
Petugas melakukan disinfeksi pada pegangan eskalator di stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Selasa (28/1/2020). Korea Selatan telah mengonfirmasi kasus virus corona ke-4 di negaranya pada Senin (27/1/2020), setelah sebelumnya hanya 3 orang yang terinfeksi. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan era SBY, Mari Elka Pangestu menilai meluasnya virus corona asal China akan memukul sektor perdagangan pariwisata dunia, termasuk Indonesia. Kondisi ini membuat beberapa negara hingga organisasi pariwisata dunia pun turut cemas.

"Karena mereka intinya susah keluar dan negara yang menerima juga sangat ketat terhadap ini karena sangat takut mengenai penyebarannya jadi ini mungkin yang akan kelihatan pertama dampak ke pariwisata," kata dia saat ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Mari menyebut secara dampak ke pariwisata Indonesia belum begitu terlihat. Hanya saja kejadian ini serupa dengan Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pernah membuat resah seluruh dunia pada 2002-2003 lalu yang memukul sektor pariwisata. Virus SARS sendiri pertama muncul di China pada November 2002.

"Tapi kita masih belum tahu ini (virus corona) seberapa jauh sudah menyebar dan apakah itu seperti waktu SARS kan mengganggu perdagangan pariwisata," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belum Sejauh SARS

Petugas melakukan disinfeksi pada gerbang elektronik (e-gate) di stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Selasa (28/1/2020). Korea Selatan telah mengonfirmasi kasus virus corona ke-4 di negaranya pada Senin (27/1/2020), setelah sebelumnya hanya 3 orang yang terinfeksi. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Kendati begitu wanita yang ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, dampak dari corona belum terlalu jauh seperti SARS. Mengingat, pada saat itu dampak dari SARS berpengaruh ke sektor barang dan jasa.

"Waktu SARS itu sangat berpengaruh kepada barang juga tapikan ini mudah-mudahan mereka bisa stop ini sebelum dia menyebar. Jadi sebetulnya banyak yang apresiasi apa yang dilakukan Tiongkok saat ini dibandingkan waktu SARS," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya