Liputan6.com, Jakarta - Ujian Nasional (UN) sering jadi momok menakutkan bagi beberapa siswa. Kekhawatiran nilai rendah yang berujung tidak diterima di sekolah yang diinginkan selalu membayangi kepala siswa-siswi di Indonesia setiap tahunnya.
Dari ketakutan akan ujian, tak sedikit pelajar yang menempuh jalan pintas seperti sistem kebut semalam atau biasa disebut SKS. Hal ini disayangkan karena otak dipaksa menghapal daripada memahami pelajaran.
Content Manager Quipper Indonesia, Hanani Faiza mengatakan, tantangan dalam bidang pendidikan berbeda dari tahun ke tahun. Hanani juga menekankan untuk tidak lagi membiasakan SKS.
Baca Juga
Advertisement
"Challenge-nya berbeda, tahun ini beda dengan tahun sebelumnya yaitu paket intensif lebih awal. 2019 itu bulan Juli analisa dan mulai memetakan. Mengubah siklus belajar siswa yang sistem kebut semalam," jelas Hanani, Selasa, 28 Januari 2020 di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Selain mengubah tujuan dan mematangkan persiapan ujian para pelajar, aplikasi belajar online ini juga terus mengembangkan fitur canggih. Hal tersebut diungkapkan Product Management Manager Quipper Indonesia, Rofiqi Setiawan.
"Kita ingin membuat pemakai lebih mudah mencari konten. Baru kita rilis mesin pencari baru. Umumnya pencarian mencari seperti judul atau deskripsi yang berkaitan, tapi kita bisa mencari kata-kata yg diucapkan oleh guru di dalam video," jelas Rofiqi pada Liputan6.com.
Menurut Rofiqi, pihaknya akan terus mendorong konten dan materi pendidikan, khususnya bagi siswa-siswi yang akan menghadapi ujian. Baik itu ujian nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi.
Tips Hadapi Ujian ala Tasya Kamila
Mantan penyanyi cilik Tasya Kamila juga pernah merasakan risaunya menghadapi ujian. Namun, dengan siasat yang dilakukannya, ia berhasil mendapatkan undangan untuk melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik, Universitas Indonesia (UI) karena nilai ujiannya dianggap sangat memuaskan.
Perempuan kelahiran 22 November 1992 ini membocorkan dua hal sederhana yang ia lakukan saat akan menghadapi ujian. "Pertama aku meminimalisir distraksi, kan dulu jamannya Twitter, aku sampai uninstall Twitter," ungkap Tasya dalam kesempatan yang sama.
Tasya juga menganjurkan untuk mencari tahu seberapa lama kemampuan kita dalam berkonsentrasi. "Aku biasanya buat target kecil, kayak misalnya dua jam ke depan aku harus belajar apa," sambungnya.
Manajemen waktu untuk pendidikan dan juga kegiatannya di bidang entertaiment tentu butuh tenaga dan konsentrasi ekstra untuk super teacher yang mengajar mata pelajaran Geografi dan Bahasa Inggris di Quipper ini.
Namun, hal tersebut bukan halangan untuk berprestasi. Selain tetap berkiprah di dunia hiburan, Tasya juga berhasil masuk perguruan tinggi negeri. Prestasi akademiknya mulai dari awal masuk sekolah menengah atas (SMA) sampai lulus kuliah juga tetap bagus dan stabil. (Adhita Diansyavira)
Advertisement