Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke wilayah Kalimantan telah didukung sejumlah rencana. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi 5G di ibu kota baru tersebut.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, pemindahan ibu kota baru ini nantinya bukan sekadar fisik, melainkan juga transformasi Indonesia, termasuk di dalamnya bidang ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
"Pemanfaatan 5G agar nanti ibu kota baru jadi ibu kota cerdas. Ibu kota di mana di dalamnya akan ada kendaraan tanpa awak. Sistem di dalamnya juga dipadati teknologi digital. Kami berharap ibu kota ini menjadi digital hub di Indonesia," tuturnya saat ditemui di kantor Kemkominfo, Jakarta, Selasa (28/2/2020).
Tidak hanya itu, Johnny juga mengatakan ada implementasi 5G di bidang industri. Karenanya, kluster industri yang nanti akan menerapkan 5G diharapkan telah memiliki ekosistem yang siap.
"Sehingga nanti di situ AI (artificial intelligence), robotik, nanti bisa berperan dengan baik dan bisa bermanfaat. Investasi 5G cukup mahal, sehingga ekosistemnya perlu juga siap," tuturnya menjelaskan.
Pertimbangan Pemerintah Adopsi 5G
Adapun, menurut Johnny, nantinya ada tiga pertimbangan pemerintah sebelum mengadopsi teknologi 5G. Pertama, terkait teknologi yang nantinya akan menentukan arah kebijakan atau arah keputusan.
"Yang kedua, pemerintah pasti memperhatikan faktor ekonominya. Teknologi mana yang lebih bermanfaat bagi Indonesia. Apakah memilih satu atau beberapa provider," tuturnya lebih lanjut.
Terakhir, pemerintah akan mempertimbangkan letak dan posisi geostrategis. Alasannya, Johnny mengatakan 5G juga terkait dengan geostrategis.
Sekadar informasi, Menkominfo Johnny G. Plate sebelumnya memang sempat bertemu dengan sejumlah petinggi perusahaan teknologi di World Economic Forum. Dalam pertemuan itu, ada sejumlah topik yang dibicarakan, termasuk pengembangan 5G di Indonesia.
(Dam/Ysl)
Advertisement