Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak Kota Wuhan diisolasi, Us tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan anaknya, RA. Nama terakhir merupakan mahasiswa strata 2 asal Riau di Provinsi Hubei, China itu, yang tidak bisa ke mana-mana karena ancaman Virus Corona.
Selain RA, perempuan 61 tahun ini juga berdoa untuk menantunya, RD serta cucunya Ny. Keduanya juga berada di Wuhan ikut dengan RA yang menuntut ilmu Psikologi di China University of Geosciense.
Baca Juga
Advertisement
Ditemui wartawan di rumahnya di Pekanbaru, raut wajah Us terlihat murung. Namun, dia tetap bercerita dengan kerabat dan tamu yang datang menghampiri untuk bertanya kabar RA.
"Saya berharap RA, istri dan anaknya bisa secepatnya pulang ke Pekanbaru," harapan Us terhadap putra sulungnya itu.
Us menjelaskan, pada tahun 2016 anaknya mendapat beasiswa ke Wuhan. Awalnya, RA hanya pergi sendiri dan tinggal di asrama mahasiswa di sana.
Setahun kemudian, RD menyusul dan membawa anaknya. Sang istri juga mendapat beasiswa di kampus serupa dan tinggal di sana sampai sekarang.
Sebelum memboyong keluarga kecilnya, RA pulang ke Pekanbaru setahun sekali. Setelah ada istri dan anak di sana, Rio pulang setiap libur semester.
"Terakhir pulang awal Januari 2019. Dia akan wisuda pada bulan Juni ini," kata Us.
Sejak Virus Corona menyebar, Us lebih intens berkomunikasi dengan RA. Setiap hari, Us ingin tahu kondisi anak, menantu, dan cucunya.
"Saya berharap semoga cepat pulang. Saya doakan anak saya dan warga Indonesia lainnya selalu sehat di sana," tutupnya.
Warga Riau Sehat
Sebelumnya, RA menyebut dia bersama lima warga Riau lainnya dalam keadaan sehat. Meski begitu, RA tetap khawatir karena belum bisa keluar dari Kota Wuhan.
"Saat ini saya berada di Kota Wuhan. Belum bisa balik ke Indonesia," ucap RA.
Melalui sambungan telepon, RA sedikit menggambarkan kondisi Wuhan saat ini. Di mana jalan raya yang biasanya sangat padat, saat ini sudah mulai kosong. Bahkan, aktivitas transportasi umum sudah dihentikan seperti bus, subway, dan kereta api.
Jalan yang biasa digunakan pejalan kaki juga terlihat sepi. Sekali pun ada yang berjalan, masyarakat di sana diharuskan untuk mengenakan masker.
"Orang pakai masker semua. Salah satu untuk mengatasi dampak virus. Pemerintah Wuhan menganjurkan agar memakai masker," tuturnya.
Menurut dia, ada sekitar 80 pelajar Indonesia yang sedang belajar di Wuhan. Lima di antaranya berasal dari Riau termasuk dirinya. Kelimanya yakni RBP, LNM, RD (istrinya) dan RG.
"Kemudian anak saya. Satu lagi sudah lebih dulu kembali ke Riau untuk penelitian, jadi lima yang di Wuhan saat ini," ucapnya.
Saat ini, seluruh pelajar di Wuhan telah menjalin komunikasi dengan pihak KBRI di sana. Anjurannya, para pelajar diminta menghindari tempat yang ramai.
Sehabis dari luar harus mencuci tangan, termasuk sebelum makan dan tetap jaga kesehatan fisik. Dari informasi yang ia dapat, masyarakat diharuskan menyediakan stok makanan di rumah agar tidak sering keluar.
"Sejauh ini penanganan kasus sudah cukup baik. Kota Wuhan sudah diisolasi tidak bisa keluar maupun masuk ke Wuhan," tambahnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement