Liputan6.com, Jakarta - PT Pelni (Persero) menyatakan muatan kapal tol dari Surabaya dan Makassar meningkat. Ini ditunjukkan dari sebelumnya hanya 40 kontainer kini menjadi 60 kontainer.
Selain itu, muatan kapal tol laut rute Tahuna-Surabaya juga terus bertambah. Hal itu disampaikan Kepala Kepala PT Pelni (Persero) Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Hamdan Janis.
"Muatan tol laut dari Surabaya ke Tahuna pulang pergi terus bertambah," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, muatan kapal tol laut dari Surabaya dan Makasar saat ini sudah mencapai 60 kontainer.
"Sebelumnya muatan kapal tol laut dari Surabaya dan Makassar hanya 40 kontainer namun sekarang sudah menjadi 60 kontainer,” ujar dia.
Kapal tol laut melayari rute Surabaya-Makasar-Tahuna pulang pergi setiap bulan. "Setiap bulan kapal tol laut tiba di Tahuna dengan muatan dari Surabaya dan Makassar," kata dia.
Dia mengatakan, dari Tahuna ke Surabaya kapal tol laut memuat berbagai jenis barang sebanyak 30 kontainer. Dia berharap, keberadaan kapal tol laut dapat dimanfaatkan oleh pengusaha dan BUMDes yang ada di Sangihe.
"Kami berharap, pengurus BUMDes dan pengusaha di Sangihe dapat memanfaatkan kapal tol laut sebagai alat angkut barang," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
2020, Pelni dan KAI Peroleh Subsidi rp 6,2 Triliun
Sebelumnya, untuk memastikan pelayanan angkutan massal khususnya angkutan laut dan kereta api berjalan dengan lancar mulai dari awal tahun 2020, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan penandatanganan Kontrak Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO) pada angkutan laut dan angkutan perkeretaapian lebih awal.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyaksikan secara langsung penandatanganan PSO yang dilaksanakan di Stasiun Cirebon Kejaksan.
Dengan penandatanganan ini, Menhub menyampaikan bahwa pelayanan terhadap angkutan-angkutan yang di subsidi oleh pemerintah sudah harus dapat mulai dilaksanakan sejak awal tahun 2020.
"Program ini harus segera terlaksana sehingga masyarakat yang berada di tempat terluar, terjauh, masyarakat marginal dapat tetap terlayani dengan tarif yang terjangkau. Kalau dulu-dulu, bulan Januari belum ada kontrak, seingga tidak ada pelayanan di awal tahun. Tahun 2020 ini tidak ada alasan semua operator untuk tidak memberikan pelayanan. Kalau ada saudara-saudara kita di Indonesia timur tidak terlayani, berarti salah operator karena hari ini sudah tanda tangan kontrak, sudah efektif untuk dilakukan," ujar Menhub di Cirebon, Selasa, 31 Desember 2019.
Penandatanganan kontrak PSO untuk angkutan laut tahun 2020 dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H. Purnomo dengan Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisa, dengan jumlah nilai kontrak, sebesar Rp 3,65 trillun.
Adapun PSO itu untuk pengoperasian Kapal Tol Laut Logistik (Rp 439,8 miliar), Angkutan Perintis (Rp 1 triliun), PSO Penumpang Kelas Ekonomi (Rp 2 triliun), Angkutan Khusus Ternak (Rp 46,5 miliar) dan Angkutan Kapal Rede (Rp 24 miliar).
Advertisement