Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membuktikan komitmennya dalam meningkatkan kualitas Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM). Salah satu caranya adalah dengan membuat program pusat pengembangan UMKM melalui Community Hub UMKM.
Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan dengan program ini diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan pasarnya baik di domestik hingga internasional.
Advertisement
“Kami sedang dalam tahap finalisasi program untuk meningkatkan kelas UMKM dan mendukung kemajuan produk/brand lokal karya anak bangsa. Salah satunya program adalah menyediakan Community Hub UMKM, yang tujuannya menjadi ruang berinovasi dan pelatihan untuk branding, pengemasan produk, pemasaran, serta membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan," ujar dia dalam keterangannya, Rabu (29/1/2020).
Dalam sosialisasinya, Andi berdialog dan meninjau langsung perkembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Gintangan, Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur pada Rabu (29/01). Kegiatan diskusi dihadiri oleh 60 pelaku UMKM Blimbingsari dan Jajaran Pemerintah Daerah Banyuwangi.
“UMKM dapat tumbuh progressive kedepannya. Apa lagi kalau didukung oleh partisipasi dari banyak pelaku UMKM. Seperti di Desa Gintangan yang bergerak bersama membangun dan mempromosikan produk UMKM melalui kegiatan festival dengan menunjukkan keunikan dan kekhasan daerahnya yaitu kerajinan bambu. Program Festival Desa ini bisa menjadi proyek percontohan yang baik untuk dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar pria yang juga sebagai CEO Amarta ini.
Andi menyatakan, dalam dialog ini, soal kesulitan dan tantangan yang kerap dialami pelaku UMKM juga sempat ditanyakan.
Harapannya, setelah kunjungan bisa dijadikan bekal Stafsus Presiden ini untuk mencetak program inovatif guna mendongkrak tumbuh kembang UMKM.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten Gandeng Bea Cukai Buat Permudah Ekspor UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, tengah menggagas kamar ekspor khusus Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam pembuatan kamar khusus ini Teten akan menggandeng Bea Cukai Kementerian Keuangan.
Dengan adanya kamar Khusus ekspor ini, UMKM bisa lebih mudah melakukan ekspor.
"Kita coba kemarin, menggagas tentang kamar ekspor bersama UMKM dengan Bea Cukai. Ini lagi kita godok, bulan lalu kita udah coba ekspor ke China produk makanan UMKM, seperti kripik-kripik ternyata bisa," kata Teten kepada awak media, di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Teten melihat, banyak pelaku UMKM yang sebelumnya kesulitan untuk melakukan ekspor, dibanding pelaku UMKM yang sudah bekerjasama dengan perusahaan besar, karena perusahaan besar memiliki kemampuan untuk masuk ke pasar global.
Dengan adanya kamar ekspor diharapkan nantinya pelaku UMKM, tidak perlu mengkhawatirkan sertifikasi ekspor atau kesulitan lainnya.
"Jadi nanti bisa mendapatkan sertifikasi on arrival, seperti visa on arrival jadi distributor di sana yang akan mengurus," ungkapnya.
Teten juga mengungkapkan, sebenarnya, banyak produk UMKM yang diminta oleh pasar global, hanya saja pelaku UMKM yang belum siap memproduksi dalam skala besar.
"Maka dari itu kami akan coba konsolidasikan Sarinah dan SMESCO akan jadi trading house, untuk mengagregasi produk-produk UMKM ini, supaya bisa masuk ke pasar luar, termasuk di pasar dalam negeri supaya adanya kemudahan ekspor," ungkapnya.
Selain itu, Menteri Teten juga menyebutkan produk UMKM yang alami pertumbuhan dan dibutuhkan pasar global, yakni dibidang berbasis rumput laut, holtikultura seperti buah-buahan yang segar, homedecor, furniture, kriya, dan kuliner.
"Produk makanan itu hampir semua negara membutuhkan, meskipun di tengah ekonomi lesu kan makan masih tetap dong, sehingga peluang ekspor UMKM cukup besar," pungkasnya.
Advertisement