Liputan6.com, Jakarta - Pasar kendaraan listrik di Indonesia dipercaya bakal berkembang pesat di masa depan. Berbagai pabrikan otomotif yang melakukan bisnisnya di Tanah Air, juga telah menghadirkan berbagai mobil ramah lingkungan, seperti mobil listrik, hybrid, maupun plug-in hybrid.
Salah satu pabrikan yang juga siap untuk menghadirkan mobil listrik, adalah Porsche, dengan membawa Taycan ke pasar nasional. Namun, jenama asal Jerman tersebut, ternyata kurang tertarik untuk membawa varian plug-in hybrid-nya, Cayenne.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk kendaraan plug-in hybrid macam Cayenne agaknya saya kurang berminat memasukkan ke Indonesia. Pajaknya tinggi, harga jualnya jadi sangat mahal. Itu pendapat saya. Dan kami juga terus melakukan pertimbangan, melihat pasar dan regulasi. Kalaupun ada market (negara lain) yang menjual Porsche hybrid itu karena ada regulasi yang mendukung," jelas Managing Director Porsche Indonesia, Jason Broome, saat berbincang dengan wartawan di Porsche Center Jakarta, Gandaria, Jakarta Selatan.
Pria asal Inggris ini mengakui, jika telah perubahan paradigma di dalam industri mobil. Tren kendaraan listrik (EV) secara global sedang meningkat. Terlihat dari minat konsumen pada model listrik yang cenderung meninggi.
Sebagai catatan saja, selama 2019 pabrikan VW Group menjual lebih dari 80.000 unit kendaraan listrik di seluruh dunia. Meroket 60 persen dibanding tahun 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Taycan
Namun, pria yang juga sempat bertugas di Mongolia ini menambahkan, potensi sportscar di Indonesia masih sangat kuat dibandingkan beberapa negara di Asia tenggara.
"Tapi saya belum bisa memberikan gambaran angka market. Di sini permintaan SUV sangat tinggi. Kami merasa beruntung, sebab pada dasarnya Porsche adalah sportcar brand. Tapi bisa menawarkan sport SUV," terangnya.
Sementara itu, Porsche sendiri lebih memilih untuk mendatangkan mobil listrik murninya, yaitu Taycan. Rencananya, model yang juga sudah diluncurkan di Singapura ini, bakal hadir di Tanah Air, pada Oktober 2020.
"Saya akan memberi contoh, 10 tahun yang lalu kamu punya handphone memiliki poni, kemudian iPhone datang model iPhone terbaru tanpa poni, sekarang hasilnya apa? sekarang banyak merk lain mengeluarkan produk tanpa poni," tegasnya.
Advertisement