WHO Khawatir Virus Corona Masuk ke Negara dengan Sistem Kesehatan Lemah

WHO akan gelar pertemuan darurat untuk membahas Virus Corona.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Jan 2020, 14:30 WIB
Gambar pada 28 Januari 2020, pekerja konstruksi di lokasi Rumah Sakit Huoshenshan yang sedang dibangun di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Rumah sakit khusus pasien virus Corona yang berkapasitas 1.000 tempat tidur itu ditargetkan bisa digunakan pada 3 Februari mendatang. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jenewa- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji upaya China atas usaha mengatasi wabah Virus Corona. Namun, WHO juga prihatin dengan meluasnya virus ke negara lain yang membuat situasi tersebut dikatakan darurat. 

WHO dilaporkan telah memberi peringatan terhadap semua pemerintah untuk "mengambil tindakan" atas virus mirip SARS yang telah menyebar luas dari China, seperti dikutip dari Chanel News Asia, Kamis (30/1/2020).

Sejauh ini, Virus Corona dilaporkan telah merenggut 170 nyawa di China dan menambahkan kasus infeksi yang berjumlah lebih dari 7.000 orang di negara tersebut juga di wilayah lainnya. Kasus-kasus infeksi lainnya juga telah mecapai Finlandia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Pertemuan darurat juga akan diadakan WHO mengenai masalah Virus Corona yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan mereka mengenai apakah epidemi virus harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan global, juga bisakah hal tersebut mengarah pada peningkatan koordinasi internasional.

Dua pekan lalu hal tersebut telah ditolak sebanyak dua kali, dengan alasan akan perlunya lebih banyak informasi dan bukti, namun virus telah dilaporkan menyebar dengan cepat dan menjangkau 15 negara lain.

Saksikan Video Berikut Ini:


WHO Khawatir

Petugas karantina membenarkan kamera termografi ekstra untuk memantau para pelancong dari Wuhan China dan kota-kota lain di Bandara Internasional Narita, Narita, Tokyo, Kamis (23/1/2020). Jepang meningkatkan pengamanan untuk mewaspadai penyebaran virus corona asal China. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengatakan, "Meningkatnya jumlah kasus dan bukti penularan melalui individu ke individu lain di luar China tentu saja sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah di luar China masih relatif kecil, mereka memiliki potensi wabah yang jauh lebih besar."

Sekembalinya dari China, ia mengatakan, "Dalam beberapa hari terakhir kemajuan virus terutama di beberapa negara, yang terjadi karena penularan dari individu ke individu tersebut tentu membuat kita khawatir, sperti halnya di Jerman, Vietnam dan juga di Jepang."

Ia juga menunjukkan kekhawatirannya bila Virus Corona menjangkau negara yang memiliki sistem kesehatan yang lemah. "Jika ini masuk ke negara dengan sistem kesehatan yang lemah maka itu bisa menjadi masalah," tambahnya.

"WHO memantau wabah ini setiap saat setiap hari," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, ketika dia mengumumkan keputusannya untuk mengadakan pembicaraan terhadap krisis.


Imbauan Kepada Dunia

Pekerja menyemprot tempat sampah di luar Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, juga mengatakan kepada wartawan bahwa ia menghimbau seluruh dunia untuk waspada dan perlunya mengambil tindakan.  

Michael Ryan juga mengatakan bahwa kesehatan global dapat menyebarkan pengukutan terutama untuk situasi "resep potensial untuk bencana" dari hampir 200 negara.

Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Michael Ryan juga memuji China atas upaya mereka yang "luar biasa" dalam mengatasi epidemi sejauh ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya