Liputan6.com, Rusia - Layanan darurat Rusia menyelamatkan 536 nelayan setelah mereka terdampar di gumpalan es raksasa yang mematahkan pulau Sakhalin di Siberia Timur.
Menurut beberapa nelayan, pada saat mereka telah diselamatkan, celah antara gumpalan es dan pantai sudah mencapai 200 m.
Advertisement
Dilansir dari ABC News, Kamis (30/1/2020), sekitar 60 orang lagi dapat berhasil kembali ke pantai pada Selasa malam dengan usaha mereka sendiri. Sebuah rekaman kejadian menunjukkan sekelompok nelayan yang menggunakan potongan es yang lebih kecil dan dijadikan sebagai rakit.
Mereka mencoba mendayung ke pantai, ketika es mengapung dengan nelayan yang terdampar perlahan-lahan melayang jauh dari dataran. Operasi penyelamatan berlangsung selama hampir tujuh jam.
Ini adalah ketiga kalinya dalam sepekan, layanan darurat di wilayah Sakhalin harus menyelamatkan nelayan es yang terjebak pada massa gletser yang hanyut. Pada 22 Januari, sekitar 300 orang terdampar di gumpalan es, dan pada Minggu, 600 lainnya melakukannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Salahkan Nelayan
Pemerintah setempat menyalahkan insiden tersebut pada nelayan karena telah mengabaikan peringatan keselamatan dan pergi memancing di es meskipun ada bahaya terdampar di atas es yang mengapung.
Menurut Kementerian Situasi Darurat, peringatan telah disampaikan dalam beberapa hari terakhir karena kondisi berbahaya yang disebabkan oleh es yang mencair dan menipis.
"Bertentangan dengan akal sehat dan peringatan keselamatan dari pihak berwenang yang diinformasikan melalui pesan teks dan media, bahwa pergi keluar ke es sangat berbahaya. Beberapa ratus orang memutuskan untuk mencoba keberuntungan mereka dan pergi ke es yang tidak dapat diandalkan," kata kementerian itu.
Berdasarkan laporan dari Fox News, menurut beberapa nelayan, pada saat mereka telah diselamatkan, tingkat keretakan antara gumpalan es dan pantai sudah mencapai sekitar 200 m.
Walaupun ratusan orang terjebak di es, untungnya tidak ada korban luka yang dilaporkan. Dan dari seluruh orang yang berhasil diselamatkan, tidak ada yang membutuhkan bantuan medis.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement