Skema Evakuasi AS dari Pusat Virus Corona Wuhan, Lanjut Karantina di Pangkalan Udara

Warga AS tiba dari pusat wabah Virus Corona Wuhan dan dikarantina. Tetapi, ada yang belum sempat dijemput.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Jan 2020, 14:02 WIB
Pesawat yang mengangkut warga dan diplomat Amerika Serikat (AS) tiba di Ted Stevens Anchorage International Airport, Alaska, Selasa (28/1/2020). AS menyewa pesawat untuk mengevakuasi ratusawarga dan diplomatnya dari Wuhan sehubungan dengan wabah virus corona. (Bill Roth/Anchorage, Daily News via AP)

Liputan6.com, Riverside - Pesawat sewaan Departemen Luar Negeri AS meninggalkan Wuhan dan mendarat Selasa 29 Januari 2020 malam di Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage di Alaska.

Menurut CNN, setelah pengisian bahan bakar dan screening penumpang, pesawat berangkat ke March Air Reserve Base. Di sana, pejabat setempat mulai bekerja dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk memeriksa setiap penumpang, yang sudah menjalani pemeriksaan oleh pejabat kesehatan Amerika dan China di Wuhan.

Pesawat yang menjemput 195 warga Amerika Serikat (AS) dari Wuhan tiba dengan selamat di bandara Kota Ontario, California pada Rabu waktu setempat. Mereka dijemput dengan pesawat Boeing 747-400 milik Kalitta Air.

Dilansir USA Today, Kamis (30/1/2020), para penumpang tidak menunjukan tanda-tanda terinfeksi. Otoritas kesehatan AS berkata penumpang akan dimonitor hingga tiga hari.

Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan berkata semua penumpang dari Wuhan secara sukarela mau tinggal di pangkalan udara March Air Reserve Base di Riverside, California.

"Kita memiliki 195 penumpang yang rela melalui isolasi untuk tujuan evaluasi dan investigasi medis terhadap risiko mereka," ujar Messonier.

Para penumpang dilaporkan bersorak ketika kru pesawat mengumumkan mereka telah tiba di AS.

Kebanyakan warga AS yang dievakuasi adalah pegawai pemerintah dan keluarganya. Ada juga beberapa masyarakat sipil.

Namun, Time melaporkan ada warga AS yang marah karena evakuasi ini memerlukan biaya dan tidak boleh membawa warga China, padahal ada warga AS yang menikahi orang China. Hingga kini, ada sekitar 1.000 warga AS yang terjebak di Wuhan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


KBRI Bentuk Posko Bantuan untuk WNI Terisolasi Akibat Virus Corona Wuhan

Mahasiswa Indonesia di Wuhan pergi berbelanja kebutuhan pokok hari ini. (Dokumentasi KBRI Beijing)

Wabah Virus Corona baru di Wuhan, Provinsi Hubei belum juga usai. KBRI Beijing bersama PPI Tiongkok terus memonitor kondisi WNI di sana.

Selain itu juga melakukan langkah pencegahan dan pengendalian. 

Menurut informasi, jalanan masih sepi dan jarang mobil lewat karena akses transportasi Wuhan dibatasi sesuai imbauan dalam pencegahan penyebaran Virus Corona baru. Namun, fasilitas listrik, air, dan internet masih bisa diakses.

Kendati demikian, persedian logistik seperti makanan sehari-hari mulai menipis karena masih banyak toko yang tutup. Terkait hal itu, pihak KBRI setempat menyatakan telah membentuk posko untuk membantu para WNI yang masih terisolasi di Wuhan akibat Virus Corona.

"KBRI sudah bentuk posko di Kota Changsa (kota terdekat dengan Hubei), untuk mempermudah pemantauan dan penyampaian bantuan," jelas pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/1/2020).

Selain itu, pihak KBRI Beijing akan segera mengirimkan obat-obatan dan alat kesehatan ke Kota Wuhan dan sekitarnya.

"BNPB juga telah memberikan bantuan berupa masker yang akan segera dikirimkan ke KBRI Beijing untuk didistribusikan kepada WNI di wilayah terdampak," jelas pihak Kemlu.


Jumlah WNI yang Terjebak

Imbauan dari KBRI Beijing untuk WNI terkait Virus Corona dari Wuhan. (Dokumentasi KBRI Beijing)

Menurut data KBRI Beijing, saat ini terdapat 243 WNI di 7 lokasi termasuk kota Wuhan di Provinsi Hubei, China.

Pihak KBRI dari waktu ke waktu menyatakan akan terus berkomunikasi dengan WNI. Secara umum kondisi mereka baik, dan kebutuhan sehari-hari masih terpenuhi.

"KBRI juga terus berkoordinasi dengan Kemlu RRT dan pemerintah Provinsi Hubei untuk akses bantuan logistik dan upaya pemulangan WNI ke Tanah Air," jelas pihak Kemlu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya