Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana meningkatkan efektivitas distribusi gas elpiji 3 kg kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini lantaran nilai subsidi elpiji 3 kg yang terus membengkak hingga Rp 42,47 triliun pada 2019.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso mengatakan, semakin banyak volume konsumsi elpiji 3 kg maka beban negara pun kian menumpuk.
"Ke depan kita harapkan elpiji 3 kg bisa diberikan tepat sasaran, ada peningkatan efektivitas distribusi. Itu supaya masyarakat berpandangan pemerintah tetap berpihak kepada mereka," ujar dia di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi berpendapat, distribusi elpiji 3 kg yang salah sasaran membuat negara yang tadinya mau mensejahterakan rakyat malah jadi sengsara.
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena sistem subsidinya bersifat terbuka, sehingga harga gas elpiji 3 kg di tengah masyarakat diatur oleh mekanisme pasar.
"Apa yang harus dilakukan? Jangka pendek dan panjang harus ada perubahan. Bagi pemerintah ini berat, subsidi saat ini sudah hampir Rp 50 triliun di 2020. Kenapa makin bengkak? Karena subsidi salah sasaran," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sistem Distribusi Diubah
Fahmy lantas coba memberi masukan agar sistem distribusi elpiji 3 kg dalam waktu dekat harus segera diubah. Seperti mengubah sistem penyaluran dari terbuka menjadi tertutup, dan mempertegas pemberian sanksi bagi pihak yang melanggar aturan.
"Jangka pendek kemudian musti diubah sistem distribusi, dari terbuka jadi tertutup. Mekanismenya bisa macem-macem, semisal barcode atau bisa juga digabungkan dalam program beras miskin," imbuh Fahmy.
Advertisement