Nelangsa Muslim Uighur di Tengah Ancaman Virus Corona

Seolah hidup di kamp interniran belum cukup, derita Muslim Uighur ditambah kecemasan infeksi virus corona.

oleh Asnida Riani diperbarui 31 Jan 2020, 07:02 WIB
Orang-orang yang mengenakan masker berjalan melewati dekorasi perayaan Imlek Tahun Tikus Logam di Hong Kong, 24 Januari 2020. Pemerintah China memutuskan menutup seluruh akses masuk dan keluar Kota Wuhan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. (AP/Kin Cheung)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Istilah itu boleh jadi mewakili nasib Muslim Uighur yang hidup di kamp interniran di tengah ancaman infeksi virus corona.

Melansir laman Vox, 30 Januari 2020, penyebaran virus asal Wuhan ini telah dikonfirmasi sampai di barat laut Provinsi Xianjang, tempat sekitar sejuta Muslim berada di kamp interniran.

Kendati, sampai sekarang belum ada bukti bahwa virus yang telah jadi ancaman global tersebut menginfeksi kamp manapun. Tapi, para ahli telah memperingatkan bila terjadi infeksi virus corona, kemungkinan bakal berujung pada kematian ribuan orang.

Dilaporkan, beberapa kamp sudah melebihi kapasitas dengan tngkat kebersihan memprihatinkan. Jika penyebaran virus sampai ke sana, infeksi dari satu ke orang lain diperkirakan akan sangat mudah.

"Kondisi memprihatikan, tingkat kebersihan yang payah, penyebaran flu, dan pembangunan sistem imun tak baik, kondisi-kondisi ini bisa mengarah ke bencana besar," kata Profesor Georgetown University James Millward lewat kicauan di akun Twitter-nya, beberapa waktu lalu.

"Virus corona bisa menambah dimensi krisis baru di Xianjang," ucap Adrian Zenz, salah satu ketua ilmuwan yang melakukan penelitian pada sistem interniran di Tiongkok.

Presiden World Uyghur Congress Dolkun Isa mengatakan, pemerintah Tiongkok harus melakukan apapun demi mencegah penyebaran virus corona sampai di wilayah-wilayah lebih luas, termasuk kamp-kamp interniran di Xianjang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berselimut Kecurigaan

Aksi protes muslim Uighur atas pengekangan oleh pemerintah China (AP/Seth Wenig)

Beberapa pihak mengaku khawatir bahwa pemerintah akan memilih menyembunyikan fakta bila virus corona memang sampai menginfeksi kamp Muslim Uighur.

"Saya tak bisa bayangkan pemerintah membiarkan kabar (penyebaran virus corona di kamp Muslim Uighur) ini beredar," ucap Tim Grose, para ahli di Rose Hulman Institute of Technology.

Pada 2017, pemerintah dilaporkan mulai membangun sejumlah kamp interniran di Xianjang dan membuat aturan bagaimana tempat tersebut terkonstruk dan berjalan.

Dilaporkan ada hampir 20 orang di sebuah ruangan seluar 16 meter persegi. Setiap ruangannya dsebut punya ember plastik sebagai toilet, di mana setiap prang diberikan dua menit per hari untuk menggunakannya.

Ember tersebut dikosongkan sehari sekali. Kondisi yang sangat memprihatinkan ini diwanti-wanti tak bertambah nelangsa dengan infeksi virus corona.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya