Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha yang tergabung dalam Paguyuban Jip Wisata Malang Raya mendukung pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor (car free month) di kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur.
Ketua Paguyuban Jip Wisata Malang Raya, Idhamsyah Putra menyatakan, meskipun pendapatan para pelaku usaha mengalami penurunan, namun pihaknya menghormati adat istiadat masyarakat Suku Tengger di kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur.
"Dari sisi pemasukan memang menurun, tapi tidak ada masalah bagi kami, karena ini untuk adat istiadat dan konservasi Bromo. Saya dan teman-teman menghormati itu," kata dia, Kamis, 30 Januari 2020.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama seluruh pemangku kepentingan dan pelaku usaha telah menyepakati terhitung mulai 24 Januari hingga 24 Februari 2020, kawasan wisata Bromo, bebas kendaraan bermotor jenis apapun, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor di Bromo tersebut bertujuan menghormati kearifan lokal masyarakat Tengger yakni "Wulan Kepitu", sekaligus pemulihan dan revitalisasi ekosistem kawasan Bromo.
Saat ini, lanjut Idhamsyah, seluruh jip yang tergabung dalam Paguyuban berhenti beroperasi. Para wisatawan yang akan menuju Bromo dialihkan menggunakan kendaraan jenis lain hingga titik-titik yang sudah ditentukan.
"Untuk jip kami stop secara total. Sementara dialihkan menggunakan jenis city car," ujarnya.
Idhamsyah menjelaskan, bulan bebas kendaraan bermotor bukan dilaksanakan pada musim puncak kunjungan wisatawan. Pada Januari hingga Februari, secara rata-rata hanya ada 20 jip yang melayani perjalanan para wisatawan per hari di Bromo.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Mobil Hanya Beroperasi hinga Pintu Masuk
Idhamsyah juga menambahkan, pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor diharapkan bisa memberikan waktu bagi destinasi unggulan di Jawa Timur tersebut untuk memulihkan diri, sehingga nantinya bisa meningkatkan minat wisatawan berkunjung.
Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri mencapai 690.831 orang.
"Dari 12 bulan, hanya satu bulan yang dipergunakan untuk menghormati adat dan konservasi. Kami menghormati itu dan tidak ada masalah," ujar Idhamsyah.
Saat ini, kendaraan bermotor hanya bisa beroperasi hingga pintu masuk Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, lalu pintu masuk Coban Trisula, Jemplang, Kabupaten Malang dan Dingklik Penanjakan, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Sementara untuk aktivitas wisata, para wisatawan yang ingin menuju kawasan Laut Pasir Bromo dan lainnya, bisa menggunakan kuda, berjalan kaki, atau bersepeda.
Advertisement