Liputan6.com, Jakarta - Kondisi darurat tak semestinya meniadakan pelakuan tulus. Pelajaran itulah yang seolah ingin disiarkan salah seorang lelaki asal Provinsi Anhui, Tiongkok, di tengah ancaman penyebaran virus corona.
Lewat sebuah rekaman video yang viral di media sosial, baru-baru ini, tampak lelaki mengenakan masker tersebut membawa beberapa boks berisi masker ke bagian front desk salah satu kantor polisi setempat.
Baca Juga
Advertisement
Ia dengan santainya menaruh masker-masker tersebut tanpa banyak berkata. Bahkan, sebelum petugas polisi selesai bicara, lelaki diduga tengah berolahraga lari itu langsung keluar kantor polisi dan melanjutkan kegiatannya.
Setelah dilihat, masker yang ditaruh lelaki itu berjumlah tak kurang dari 500 buah. Masker jenis surgery ini sendiri telah ramai disebut sebagai salah satu pencegah infeksi virus corona.
Karenanya, masker tersebut belakangan laris terjual, tak hanya di dalam, tapi luar Tiongkok, mengingat ancaman penyebaran virus penyebab ratusan kasus itu sudah berada di skala global.
Lantaran belum sempat mengucapkan terima kasih, dua petugas polisi yang berusaha menyusul lelaki pemberi ratusan masker tersebut terlihat hormat sebagai tanda penghargaan mereka.
Rekam gambar ini langsung jadi buah bibir warganet yang mengaku terharu atas perbuatan lelaki belum diketahui namanya tersebut. "Jangan sampai diiri kalian 'kalah' dengan wabah," tulis salah seorang pengguna Twitter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ancaman Kesehatan Global
Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) telah secara resmi menyatakan status virus corona di tingkat darurat kesehatan global. Hal ini disampaikan dalam pertemuan kedua Emergency Committee bersama Direktur Jenderal WHO, 30 Januari 2020, waktu Jenewa.
Dalam pertemuan pertamanya, WHO belum menyatakan status darurat kesehatan global. Namun, mengingat adanya peningkatan jumlah kasus dan negara pelapor naik signifikan, pertemuan kedua pun dilakukan.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi virus ini menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan lebih lemah, serta tidak siap untuk menghadapi," ucap Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari AP News.
Kendati, mereka tidak merekomendasikan tindakan yang membatasi perjalanan atau perdagangan internasional. Meski cara ini dinilai ampuh untuk membendung penyebaran penyakit, kondisi tersebut dinilai belum diperlukan.
Advertisement