Optimalisasi Rantai Pasokan Bantu Bisnis UMKM Berkembang

Data yang bisa mendorong peningkatan efisiensi dan perkembangan bisnis.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2020, 09:52 WIB
Pedagang kerajinan menunggu pembeli saat pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 berlangsung hingga 22 Desember. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bizzy Group selaku perusahaan digital yang memiliki jaringan logistik dan distribusi menghadirkan empat layanan baru guna mendorong efisiensi dalam proses rantai pasokan (supply chain). Hal ini dalam rangka membantu UMKM mengembangkan bisnisnya.

CEO Bizzy Group, Andrew Mawikere mengatakan, dengan menghadirkan platform end to end supply chain, Bizzy Group berharap dapat memberikan data yang bisa mendorong peningkatan efisiensi dan perkembangan bisnis. Data tersebut berfungsi agar pedagang bisa meningkatkan margin dan menurunkan harga untuk konsumen mereka dan ekspansi ke aliran pendapatan yang baru. 

"Bizzy Group memahami bahwa konsumen kami menjalankan bisnis mereka dengan margin yang kecil dan cost sensitive. Kami ingin membantu mereka dengan menyediakan perlengkapan dan jalur yang tepat. Kami ingin menjadi bagian dari perkembangan bisnis konsumen kami," tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/1/2020).

"Dengan begitu, Bizzy Group dapat menciptakan lebih banyak value di dalam supply chain, dan membagi value tersebut kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya," lanjut Andrew.

Saat ini Bizzy Group sendiri telah berencana melakukan ekspansi ke lima area baru. Melalui langkah ini, Bizzy Group berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang transparan dengan meningkatkan efisiensi supply chain.

"Bizzy Group menargetkan platform ini siap digunakan sebelum hari raya Idul Fitri dan kami juga fokus menambahkan beberapa kategori produk," jelas Andrew.

Sementara itu, empat layanan baru Bizzy Group antara lain, Bizzy POS, Truckway, Bizzy Field Force dan Smart Warehouse.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jurus Kemenkop Genjot Penjualan Produk UMKM

Pusat Kuliner UMKM Karet Tengsin. foto: istimewa

Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM Leonard Theosabrata, menegaskan bahwa Smesco Indonesia akan menjadi center of excellence dan trading house bagi produk UMKM.

"Itu menjadi tantangan kita. Salah satu langkahnya adalah kita mempersiapkan kualitas UKM kita di era digital seperti sekarang ini," kata Leornard dalam Rapat Kerja dengan kementerian dan lembaga, terkait isu perluasan akses pasar dan peningkatan daya saing, di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Leonard pun berharap, data UKM yang dibina seluruh Kementerian dan Lembaga (K/L), bisa dihadirkan dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP), dimana para pembeli bisa mengakses produk UKM dengan mudah dan cepat.

"Kami siap bersinergi yang dituangkan dalam program bersama untuk kepentingan UMKM kita," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LKPP Salusra Widya mengungkapkan, pihaknya juga memiliki misi dan target agar produk UMKM bisa masuk ke dalam daftar belanja yang dibutuhkan pemerintah, termasuk pemerintah daerah.

"Saya yakin, banyak kebutuhan bisa diproduksi UMKM. Meski saya melihat masih ada keterbatasan bagi UMKM, seperti keterbatasan akses dan sebagainya," kata Salusra.

Oleh karena itu, lanjut Salusra, LKPP membuat satu katalog atau platform yang berisi aneka macam dan jenis produk yang dibuat UMKM.


Katalog LKPP

Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Salusra, mengharapkan dengan katalog atau platform itu, bisa membangun pasar pengadaan barang dan jasa bagi UMKM. Serta dapat menggambarkan pihaknya mempertemukan antara yang membutuhkan barang (pembeli) dengan yang memiliki barang (penjual).

"Proses produk UMKM untuk masuk katalog LKPP tidak sulit, dan sangat mudah. Semua bisa klik dan terbuka untuk publik," ujarnya.

Dengan adanya katalog, Salusra menjamin pihaknya bisa menghadirkan produk UMKM.

"Hanya saja, meski sudah ada produk UMKM di dalam katalog, masih ada lembaga yang enggan membelinya," ungkapnya.

Ia berharap, dengan adanya sinergitas ini, pihaknya bisa mengantisipasi hal seperti itu tidak terulang. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya