Memaknai Pelarian Tanpa Batas dalam Kanvas Pelukis Berprestasi Asal Yogyakarta

Ada 13 karya yang dipamerkannya pelukis berprestasi asal Yogyakarta itu.

oleh Dewi Divianta diperbarui 01 Feb 2020, 08:00 WIB
Anton seniman asal Yogyakarta menggelar pameran tunggal di Artotel (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Seniman lukis asal Yogyakarta, Anton Subiyanto baru saja meraih penghargaan dari United Overseas Bank (UOB) dengan predikat 'Shoutheast Asia Painting of the Year Award'. Prestasi ini tentu saja bikin bangga kalangan seniman perupa, tak hanya di Yogyakarta, tetapi juga Indonesia secara keseluruhan.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap Anton, Artotel memberikan kesempatan kepadanya untuk menggelar pameran tunggal. Artotel memberikan ruang bagi seniman Indonesia memamerkan karyanya kepada para tamunya. Hotel yang terletak di Jalan Kusuma Sari 1 Sanur, Denpasar itu memiliki ruangan khusus bagi perupa mamerkan karyanya.

Pameran tunggal yang diberi tema 'Invisible Journey' itu memarkan 13 karya pria kelahiran Yogyakarta itu. Anton yang merupakan lulusan Seni Grafis Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu menjelaskan aktif berpartisipasi pada pameran seni internasional di berbagai negara seperti Malaysia dan Australia sejak tahun 2014.

Anton menjelaskan tema yang dipilihnya. Menurutnya, setiap orang pasti memiliki perjalanan hidup mereka masing-masing di dunia ini. Melalui Invisible Journey, Anton membayangkan dirinya sebagai seorang penjelajah, di mana ia mengeksplorasi dan menjelajahi tempat-tempat yang asing. 

Ia dapat menikmati tempat tujuan yang menarik, menciptakan sebuah lingkungan, bukan secara fisik, tetapi melalui imajinasinya yang tak terbatas. Baginya, tak ada batas untuk berpetualang dari satu tempat ke tempat lain dan ia menyampaikan visi dan imajinasinya menjadi cerita unik ke dalam setiap kanvas. Uniknya, ia selalu menyertakan dirinya dalam setiap goresan cat yang menjadi karyanya.

"Saya tidak berjarak dengan karya saya yang berangkat dari realitas kehidupan sehari-hari di lingkungan saya. Saya yang menuangkan imajinasi dalam bentuk lukisan ikut terlibat di dalamnya. Dengan kata lain, ada saya di lukisan saya sendiri," kata Anton saat ditemui di sela pembukaan pamerannya.

 

 


Pelarian Hidup

Anton seniman asal Yogyakarta menggelar pameran tunggal di Artotel (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Bagi Anton, menuangkan imajinasi di kanvas merupakan 'pelarian' hidup. Betapa tidak, ia seperti tampil beringas jika tak berkarya.

"Empat tahun belakangan ini saya mulai bisa mengendalikan diri melalui lukisan. Sebelumnya, kalau tidak melukis, wah bisa emosi kalau misalnya di jalan. Pelariannya pun bisa negatif. Dengan melukis saya bisa mengontrol diri, mengendalikan emosi," papar dia.

"Karya saya lebih banyak menekankan pada isu mengenai sistem sosial manusia dan lingkungan. Dalam satu karya saya, saya bercerita mengenai orang-orang yang terpinggirkan. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah, pembangunan tak mesti mengasingkan manusia dan lingkungannya," harap Anton.

Regional General Manager Artotel, Goya A Mahmud mengaku bangga bisa menjadi bagian dari ruang berkarya Anton Subiyanto. "Kami merasa sangat terhormat bisa menampilkan karya seni Anton Subiyanto dan menyaksikan imajinasi dan cara ia bercerita melalui goresannya yang sangat mengagumkan," katanya.

Goya berharap pameran ini dapat menginspirasi tamu hotelnya untuk tidak pernah melepaskan rasa imajinasi mereka. "Kami juga berharap agar setiap pengunjung akan menikmati karya seni Anton, seperti kami juga menikmatinya," harap Goya. Pameran ini sendiri akan berlangsung mulai 30 Januari 2020 hingga 31 Maret 2020.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya