Liputan6.com, Jakarta - Makan atau minum yang memiliki antioksidan flavonol dapat mengurangi risiko terkena demensia. Demensia merupakan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Bentuk demensia yang paling umum adalah Alzheimer.
Flavonol merupakan grup phytochemical yang ditemukan dalam pigmen tanaman, ditemukan dalam semua makan lezat, termasuk hampir semua buah dan sayuran, teh hitam, dan anggur merah.
Melansir dari Metro, Jumat, 31 Januari 2020, para peneliti meminta 921 orang dengan usia rata-rata 81 untuk mengisi kuesioner setiap tahun tentang seberapa sering mereka makan makanan tertentu. Mereka juga ditanya tentang faktor-faktor lain, seperti tingkat pendidikan, aktivitas fisik, dan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan mental.
Baca Juga
Advertisement
Peserta dites setiap tahun untuk melihat apakah mereka menderita penyakit Alzheimer selama rata-rata enam tahun.
Sebanyak 220 orang yang mengambil bagian terserang Alzheimer selama penelitian, tapi para peneliti menemukan bahwa mereka yang makan jumlah flavonol tertinggi sebesar 48 persen, lebih kecil terserang demensia daripada mereka yang mengonsumsi paling sedikit.
Peserta itu dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan asupan flavonol mereka, dengan kelompok terendah memiliki sekitar 5,3 mg sehari, sedangkan kelompok tertinggi mengonsumsi rata-rata 15,3 mg sehari.
Di antara orang-orang dalam kelompok tingkat flavonol tertinggi, 15 persen peserta terserang Alzheimer, sementara 30 persen pserta dalam kelompok terendah.
Hasilnya sama setelah para peneliti menyesuaikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko demensia Alzheimer, seperti diabetes, serangan jantung sebelumnya, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Minum Teh
Ada berbagai jenis flavonol, dan ini memiliki berbagai hubungan dengan risiko penyakit Alzheimer. Pir, minyak zaitun, dan saus tomat memiliki kadar isohamnetin yang tinggi. Orang-orang yang memiliki asupan tinggi jenis ini 38 persen lebih kecil kemungkinannya terkena demensia.
Sementara mereka dengan asupan tinggi kaempforal--jenis yang ditemukan dalam kangkung, kacang-kacangan, teh, dan brokoli--memiliki kemungkinan 51 persen lebih rendah terkena demensia. Kabar baiknya, rata-rata secangkir teh hitam memiliki antara 8 gram dan 15 gram flavonol.
Penelitian ini menunjukkan hubungan antara flavonol makanan dan risiko Alzheimer, tapi tidak membuktikan bahwa flavonol secara langsung menyebabkan pengurangan risiko penyakit itu--diperlukan lebih banyak penelitian karena faktor-faktor lain yang tidak diperiksa mungkin berperan.
Tapi berdasarkan studi penulis Thomas M. Holland mengatakan, hasilnya "menjanjikan". "Makan lebih banyak buah dan sayuran dan minum lebih banyak teh bisa menjadi cara yang cukup murah dan mudah bagi orang untuk membantu mencegah demensia Alzheimer," katanya.
"Dengan meningkatnya populasi lansia di seluruh dunia, penurunan jumlah orang dengan penyakit yang merusak ini, atau bahkan menunda beberapa tahun, dapat memiliki manfaat besar pada kesehatan masyarakat," imbuhnya.
Advertisement