Begini Proses Evakuasi WNI dari Wuhan ke Indonesia

Ia menjelaskan, nantinya para petugas yang menjemput WNI sudah menggunakan alat pelindung diri seperti pakaian seorang astronot.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2020, 20:33 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu menjelaskan tentang evakuasi WNI di Wuhan, Jumat (31/1/2020). (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu mengatakan, semua Warga Negera Indonesia (WNI) yang akan dipulangkan dari Wuhan, Hubei, Tiongkok langsung dikarantina. Nantinya, mereka juga akan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

"Saat landing itu semua pake APD semua yang naik, petugas yang naik pake APD. Kemudian diperiksa kalau ada demam, karena ini beda. Jadi nanti kalau naik pesawatnya itu ditaruh di area karantina, jadi dia enggak sama pesawatnya dengan yang landing biasa," kata Wiendra di Kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).

"Dia ditaruh di area karantina, jadi disitu petugas naik. Kemudian lihat apakah ada demam atau panas, nah itu yang langsung dirujuk. Tetapi, mereka yang tidak panas itu dianggap langsung di karantina, yang panas langsung masuk rumah sakit dirujuk," sambungnya.

Lalu, untuk petugas medis yang ikut melakukan penjemputan terhadap WNI sebanyak 20 orang. Setibanya di Indonesia, mereka sudah disiapkan sebuah mobil untuk menjemput WNI.

"Oh ada (mobil penjemput) siap, pokoknya udah didisinfeksi, semua aman untuk diangkut," ucapnya.

Ia menjelaskan, nantinya para petugas yang menjemput WNI sudah menggunakan APD seperti pakaian seorang astronot. WNI yang dijemput pun juga menggunakan seragam serupa sebelum naik pesawat.

Setibanya di Indonesia dari Wuhan, APD itu pun tak langsung dilepas begitu saja. Tapi, harus benar-benar dipastikan aman dari segala semuanya.

"Kalau waktu dijemput, pakenya APD yang astronot itu. Pada waktu penjemputan naik kapal sampai turun, sampe aman lepas, buang baju sampe asrama selesai," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Siapkan 3 Rumah Sakit di Jakarta

Sementara itu, Direktur Utama RS Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, sudah ada tiga rumah sakit di Jakarta yang siap menampung WNI dari Tiongkok, apabila mengalami sakit.

"Ada 3 RS rujukan RSPP, RSPI Saroso, dan RSPAD. Siap menerima kalau ada pasien dengan keluhan jadi kalau pasien dievakuasi tidak ada meluahan maka tidak akan dirujuk di RS yang ditentukan, untuk saat ini semua sudah siap kalau ada pasien yang dirujuk," ujar Rita.

Selain itu, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Muhammad Syahril menyebut, tak hanya tiga rumah sakit yang berada di Jakarta saja yang siap untuk menampung WNI apabila mengalami sakit usai dari Tiongkok. Tapi juga ada 100 rumah sakit di berbagai daerah yang siap untuk menampungnya.

"Standby di rumah sakitnya masing-masing, sudah ada 100 RS di Indonesia yang siap menangani kasus ini. Sulianti Saroso ada 50 tenaga medis yang kami siapkan, 11 ruang isolasi tetap, satu ruangan untuk satu pasien," sebut Syahri.

Ia pun menjelaskan, meski WNI yang dijemput dari Tiongkok atau tepatnya Wuhan dalam kondisi sehat. Mereka tetap harus menjalani karantina selama 14 hari.

"Karantinya mudah-mudahan buat orang sehat, tapi harus tetap dikarantina karena orang-orang ini baru pulang dari daerah wabah. Pak menteri minta dibuatkan buku panduan terhadap orang yang dikarantina. Olahraga, pola makan, kesenian dan lain-lain. Semoga yang pulang dalam keadaan ceria, tidak berpikir dan tidak stress karena takutnya nanti akan sakit," jelasnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya