Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak sejumlah tragedi di awal tahun yang cukup menyita perhatian publik. Mulai dari bencana alam hingga meninggalnya pebasket legendaris, Kobe Bryant.
Seperti diketahui, Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter. Kejadian naas itu menimpa Kobe Bryant pada Minggu 26 Januari tepatnya di Calabasas, California, Amerika Serikat, waktu setempat.
Advertisement
"Dari mulai bencana alam sampai meninggalnya Kobe Bryant. Itu buat saya penting, karena kalau orang baik dan kita memiliki memori mengenai dia," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Sri Mulyani pun mengaku kehilangan dan sedih atas peristiwa yang menimpa Kobe Bryant. Namun, kata dia, dari kejadian ini ada hikmah yang bisa dipetik dan dipelajari bahwasanya kematian tidak ada yang tahu.
"Ini mengingatkan kita semua bahwa dalam hidup ini kita tidak pernah tahu kapan kita berhenti, di mana kita akan berhenti, bagaimana kita berhenti," ujar dia.
Kejadian ini, menurut Sri Mulyani membuat kita sebagai manusia harus memiliki humanity, kerendahan hati dan bersikap humble terhadap sesama manusia.
"Lakukan segala sesuatu setiap hari sebaik mungkin seolah besok tidak ada lagi hari," katanya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perusahaan Helikopter yang Bikin Kobe Bryant Meninggal Dunia Berhenti Beroperasi
Island Express Helicopters, perusahaan yang memiliki helikopter Sikorsky S-76B, yang menewaskan Kobe Bryant di Calabasas, California, Amerika Serikat pada Minggu (26/1/2020), berhenti beroperasi.
Seperti dikutip dari CNN, Island Express Helicopters menghentikan layanan mereka dengan alasan operasional. Mereka memberhentikan layanan hingga waktu yang tidak ditentukan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan yang menimpa Kobe Bryant.
Perusahaan helikopters yang juga melayani penerbangan reguler ke Pulau Catlina itu ingin membantu penyelidikan. Island Express Helicopters cukup percaya diri karena catatan FAA menyebut mereka sudah disertifikasi untuk penerbangan menggunakan aturan visual.
Penyelidikan ini juga memeriksa apakah sistem keamanan sudah direkomendasikan oleh otoritas penerbangan internasional hingga sistem yang memperingatkan pilot untuk menghadapi medan.
Akibat kecelakaan tersebut, Kobe Bryant harus menghembuskan napas terakhirnya di usia 41 tahun. Selain Kobe Bryant, ada delapan penumpang lain yang dinyatakan tewas.
Bahkan, anak Kobe Bryant, Gianna Bryant juga tewas. Korban meninggal lainnya yang dikenali dari sidik jari, yakni Payton Chester (13); Alyssa Altobelli (14); Keri Altobelli (46); dan Christina Mauser (38); John Altobelli (56); Sarah Chester (45); dan pilot, Ara Zobayan (50).
Advertisement